Jisung kini menatap lelaki yang ada dihadapannya dengan tatapan penasaran. Terutama saat Doyoung pertama kali memperkenalkan karyawan baru itu disini.
"Chenle~ya..." Panggil Jisung pada Chenle yang ada di sebelahnya, Chenle menggumam pelan lalu menoleh menatap Jisung.
"Lihat dia." Tunjuk Jisung pada Jaemin dengan dagunya. Chenle lantas ikut melihat apa yang ditunjuk temannya itu. Disana, sedang ada Jaemin yang tengah belajar memakai mesin kopi dari karyawan lain.
"Menurutmu, apa pelanggan tidak keberatan kalau kita memperkerjakan dia disini?" Tanya Jisung.
"Memangnya kenapa?" Tanya Chenle kebingungan.
"Dia memakai alat bantu dengar, kau lihat itu." Chenle kembali menatap Jaemin lambat lambat, benar, lelaki itu memiliki alat bantu dengar yang terpasang di kedua telinganya.
"Memangnya kenapa? Itu, kan hanya alat bantu dengar." Balas Chenle santai.
Jisung berdecak pelan.
"Beberapa bulan yang lalu, ada juga yang melamar pekerjaan dengan kaki palsu di kaki kanannya, kan? Kaki palsu itu bahkan tak terlihat karena dia memakai celana panjang, tapi pelanggan memakinya dan melempari dia dengan kopi, lalu protes pada Doyoung hyung.""Ohh, yang itu..." Chenle kembali menatap Jaemin. Ucapan Jisung ada benarnya. Bisa bisa cafe ini di cap jelek oleh pelanggan karena memperkerjakan seorang tunarungu.
"Aku tak berani berkomentar, ahh! Coba kau tanya Mark hyung saja. Dia manager cafe ini." Ucap Chenle santai, lalu kembali menghias macaron yang ada dihadapannya.
Sementara itu, Jaemin kini tengah mempelajari bagaimana cara menggunakan mesin kopi dan mempelajari latte art.
"Kau sudah mengerti dasar dasarnya, kan? Kau bisa memulai dari yang mudah dulu. Aku akan memberikan beberapa menu yang bisa kau coba untuk permulaan." Ucap karyawan itu.
Jaemin mengangguk, namun ketika ingin mengambil gelas, matanya menangkap sosok lelaki yang tengah membuat kue dengan tatapan datar di sudut ruangan.
"Siapa itu?" Tanya Jaemin.
"Ahh, itu Mark. Dia dari Kanada. Dia manager cafe ini, namun dia lebih suka terjun ke lapangan langsung sekaligus mengawasi kinerja karyawan disini. Dia memang tak terlalu suka berbaur dan agak menyeramkan, jadi kau tidak boleh membuatnya marah." Balas karyawan itu santai.
"Sebenarnya Mark itu orang kaya, keluarganya juga memiliki beberapa proyek rela estate di Kanada, dia junior Doyoung ketika kuliah dulu. Namun dia tak terlalu suka meneruskan bisnis perusahaan keluarganya, akhirnya dia memutuskan kontak pada mereka dan pindah ke Seoul. Karena itu kepribadiannya sangat dingin."
Merasa seperti ada yang membicarakannya, Mark menoleh menatap mereka. Membuat Jaemin dan karyawan itu refleks segera memalingkan wajahnya.
Mark mendekat ke arah Jaemin. Tatapannya begitu mengintimidasi dan membuat Jaemin merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops || NCT dream x 127 [END]
Fanfiction"Dulu, ada seorang anak yang pintar dan selalu membuat orang tuanya bangga. Anak itu terus mendapat juara olimpiade dan selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolahnya." "Lalu keluarga anak itu bangkrut dan kedua orang tuanya meninggal karena kec...