16. About My Stepbrother

11.5K 2K 196
                                    

Doyoung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia merasa cemas karena Jeno tak pulang semalaman. Dan kedatangan Suho pagi ini setelah seminggu ke Jepang tentu menjadi kejutan baginya dan Irene.

Saat mengetahui Jeno tak ada di rumah, Suho marah besar dan menyuruh Doyoung mencari anak itu. Tanpa disuruh, pun, Doyoung akan tetap mencarinya. Dia tidak mau Jeno menjadi samsak tinju Suho lagi ketika lelaki itu sedang stress. Lebih baik mencari aman, kan?

Doyoung berdecak kesal ketika panggilannya yang entah sudah ke berapa kali itu sama sekali tak dijawab oleh Jeno.

Dan ketika Doyoung ingin menghubungi Jeno lagi, ponsel adiknya itu mati.

Doyoung sudah mencari Jeno ke rumah Haechan, Renjun, bahkan Taeyong, tapi lelaki itu tak ada dimana mana.

Dan kini Doyoung hanya memutari kota Seoul berharap setidaknya dia melihat Jeno. Sesekali dia menggigit kuku harinya karena gugup, melirik sekitar, siapa tahu ada Jeno diantara kerumunan orang.

Sementara itu, Jeno hanya duduk sendirian di pinggir sungai Han. Jaemin sudah pergi sekitar satu jam yang lalu dengan alasan dia mau pulang. Padahal Jeno tahu, Jaemin sengaja pergi karena tak nyaman berbicara berdua bersamanya.

Jeno melempar bebatuan di dekatnya hingga terlempar ke sungai Han disana. Menatap datar dan bisa hamparan sungai Han yang luas itu.

"Jeno."

Jeno menoleh ketika dia mendengar seseorang memanggil namanya.

"Kau disini rupanya. Aku mencarimu kemana mana." Doyoung menatap Jeno cemas. Sementara Jeno hanya membuang muka dan mendecih pelan.

"Kenapa kau mencariku? Mau mencari perhatian agar di cap sebagai anak yang sempurna lagi?"

Doyoung menghela nafas, lalu duduk di sebelah Jeno.
"Aku tidak bermaksud begitu..."

"Aku hanya mencemaskanmu, itu saja. Apa tidak boleh?"

Jeno menatap Doyoung tak suka.
"Mencemaskanku? Kalau begitu buktikan."

Doyoung menatap Jeno sebentar, sebelum dia memalingkan wajahnya pada hamparan sungai Han di depannya.
"Kenapa kau begitu tak suka padaku?"

"Apa karena appa?"

"Dia ayahmu, bukan ayahku." Ucap Jeno tiba tiba.

"Dia tak pernah menganggapku anaknya." Sambung Jeno lagi.

"Lupakan soal appa. Sebenarnya kenapa kau tak suka padaku?"

"Karena kau..." Jeno menggantungkan ucapannya, lalu menatap Doyoung.

"Karena kau adalah saudara tiriku."

"Apa salahnya menjadi saudara tiri?" Tanya Doyoung cepat.

Jeno terdiam sejenak sebelum kembali membuka suara.
"Kau adalah saudara tiri yang membuat sikap eomma berubah padaku. Kau hanya anak tirinya, tapi eomma selalu membanggakan di depanku."

"Mungkin eomma berpikir aku hanya beban baginya setelah dia bercerai. Dia justru malah menikah lagi dengan lelaki kaya. Dan kau malah menyetujui pernikahan mereka dengan begitu mudah."

"Mungkin tanpaku, dia akan bahagia denganmu dan ayahmu itu. Ketika dia menikahi ayahmu, dia seperti mendapatkan bonus emas. Siapa sangka kalau kau lebih membanggakan daripada aku yang berstatus anak kandungnya sendiri?"

"Mungkin dia berpikir kalau aku menghilang, dia akan baik baik saja karena masih memiliki anak lain yang lebih berguna dariku."

"Aku sangat memalukan dan menyedihkan."

When this rain stops || NCT dream x 127 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang