66. Depresi

3.3K 344 45
                                    

1

2

3

Let's read my story'

.
.
.

Lisa POV

2 Minggu kemudian

Ini sudah dua Minggu setelah nanon sadar. Kami memutuskan untuk membiarkan nanon berada dirumah sakit untuk melakukan pemulihan selama dua Minggu.

Dia sangat terpukul atas kejadian ini yang menyebabkan dia tak banyak bicara dan hanya diam menatap kosong. Dia menolak makan, menolak untuk melakukan apapun dan hanya diam menatap kosong. Aku sedih melihat kondisi anak kami seperti ini.

Hari ini dokter sudah memperbolehkan anak kami pulang. Karna dokter mengatakan nanon perlu refreshing untuk menyembuhkan rasa traumanya.

Jelas saja anakku trauma dengan apa yang terjadi. Ingatan tentang kejadian itu pasti sangat memukul dirinya.

Satu Minggu yang lalu aku dan teman temanku menghadiri persidangan taehyung dan bio. Bahkan kepolisian juga sudah menemukan satu orang yang pernah mengroyokku.

Taehyung dihukum mati, sedangkan bio dan rekannya mendapat hukuman 7 tahun penjara. Aku sangat senang mendengar kabar itu, itu artinya tak akan ada lagi yang menganggu keluargaku.

Sekarang kami sedang menuju perjalanan untuk pulang kerumah. Anakku lebih banyak diam di kursi belakang. Sudah kukatakan bukan bahwa dia tak mau banyak bicara.

Aku dan Jennie sepakat untuk mendampingi anak kami sampai nanon benar benar pulih. Dokter mengatakan dia lumpuh, tapi ada obat untuk itu dimana dia bisa melakukan terapi. Aku dan Jennie akan melakukan yang terbaik untuk anak kami sampai nanon benar benar kembali normal.

Dokter juga mengatakan akan ada kemungkinan nanon mengalami depresi. Rasa trauma dan penyesalan dia rasakan saat ini, tentu itu akan memukul psikisnya dalam waktu yang panjang. Tapi aku dan Jennie sebagai orang tua akan berjuang untuk memulihkan anak kami dari segala keterpurukannya.

Terkadang teman temannya datang kerumah sakit begitu juga kekasihnya untuk memberikan dukungan moral. Beruntung anak kami dikelilingi orang orang yang baik dan menyayanginya dengan tulus.

"Mom dad.." panggil anakku pelan dan aku menatapnya lewat spion tengah.

"Ya baby.. ada apa sayang?" Tanya Jennie menatapnya sambil tersenyum hangat.

"Bisakah... Bisakah sebelum pulang kita ke pemakaman appa? Aku ingin melihatnya" kata nya dan kami saling menatap satu sama lain.

Aku menelan ludahku begitu juga dengan Jennie.

"Tapi sayang... Kamu perlu berisitirahat" kata Jennie lembut.

"Hanya sebentar please.. aku ingin kesana" kata nya memohon dan kami tak punya pilihan. Mungkin itu akan meringankan rasa sedihnya.

"Ok kita akan kesana" kataku dan dia kembali menatap keluar jendela.

Jennie ikut menatap keluar jendela dan aku menyentuh tangannya untuk mengusapnya dan memberikan ketenangan padanya.

My parents from the star GEN II (BUKAN JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang