42. nanon...

3.3K 366 79
                                    

1

2

3

Let's read my story'

.

.
.

Jennie POV

Sekarang aku sedang berada dirumah. Aku sedang membereskan kamar kami. Ahjumma kebetulan sedang berbelanja bulanan untuk kebutuhan rumah kami.

Seketika bayanganku tentang nanon teringat lagi. Aku tak bisa berhenti memikirkannya. Dimana dia, sedang apa, dan apa dia baik baik saja? Aku benar benar sangat mencemaskannya.

Tak lama ponselku bergetar. Sebuah panggilan masuk dan ku lihat itu Lisa yang menelpon. Segera aku mengangkatnya untuk bicara.

"Iya hun?" Kataku.

"Hallo hun.. aku sudah tau dimana nanon" katanya yang membuatku melebarkan mataku. Oh ya ampun! Aku senang mendengarnya... Aku benar benar khawatir dia tak ditemukan.

"Benarkah? Dimana dia?" Tanyaku.

"Oh kau tenang saja.. dia aman dirumah Jungkook.." katanya yang membuatku mengerutkan dahiku.

Dirumah Jungkook? Jadi semalaman nanon disnaa? Kenapa Jungkook tak memberitahu?.

"Benarkah? Kenapa Jungkook tak memberitahu?" Kataku mengertukan dahiku.

"Ah ya hun.. tadi aku bertemu dengan Jungkook dijalan, kami ke caffe dan meminum kopi sebentar. Lalu dia mengatakan bahwa nanon bersamanya.. dia tak mengatakan itu pada kita karna nanon yang meminta untuk tidak diberitahu" katanya.

Seketika aku memejamkan mataku dan menghela nafasku. Aku tau itu pasti akan terjadi. Anakku akan terus menjauhi kami karna dia masih kecewa pada kami.

"Hun... Sudah.. kau tak usah khawatir... Siang nanti aku akan kesekolahnya untuk bivara padanya.. dan aku berharap bahwa dia akan pulang bersamaku" katanya menenangkanku.

"Hun.. pastikan nanon pulang bersamamu! Aku ingin dia pulang kerumah please..." Kata ku memohon. Aku tak perduli jika ini akan menjadi egois, tapi aku ingin dia tetap berada dirumah daripada dia harus diluar rumah. Karna jika dia dirumah aku bisa mengawasinya dan tau bahwa dia akan baik baik saja. Tak perduli jika dia sedang marah pada kami.

"Iya hun.. akan aku usahakan" katanya. "Kalau begitu aku tutup dulu telponnya.. i love you.." katanya lagi.

"I love you to" kataku kemudian kami memutuskan telponnya.

Aku kembali menaruh ponselku di atas nakas dan kemudian duduk di bibir ranjang kamar kami. Aku menundukan wajahku dan memegang kepalaku yang terasa sakit. Aku tau ini kesalahan kami, dan aku mengerti kenapa nanon marah pada kami. Tapi aku ingin menjelaskan padanya tentang semuanya. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Tak mungkin jika aku akan menggugurkan kandunganku kan?.

Tak lama aku mendengar suara pintu kamar kami terbuka. Itu Levin bayi kedua kami. Aku segera menoleh dan berusaha untuk tersenyum agar dia tidak bertanya tanya padaku.

"Hay sayang.." kataku merentangkan tanganku dan dia mendekatiku. Aku mengambilnya untuk memangkunya. Aku melihat wajahnya begitu muram. "Ada apa sayang?" Tanyaku padanya.

My parents from the star GEN II (BUKAN JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang