61. problem

3.1K 350 28
                                    

1

2

3

Lets read my story

.
.
.

Nanon POV

Aku baru saja selesai menyelesaikan tugas sekolahku. Aku merapihkan buku buku sekolahku dan meletakkannya di tempat biasanya.

Tringg

Ponselku berdering. Aku mengambil ponselku dan melihat siapa itu.

Aku melihat sebuah pesan yang ditinggalkan disana. Aku mengerutkan dahiku kala aku melihat sebuah pesan ancaman lagi.

Sumber tak dikenal

Badai telah datang! Berhati hatilah!

Aku mencengkram kuat ponselku. Sudah hampir dua kali aku mendapat pesan seperti ini. Siapa pengirimnya? Dan apa maksudnya. Kenapa dia mengirimiku pesan terus seperti ini?.

Tringg

Aku kembali melihat ponselku dan pesan kembali masuk dari nomer yang sama.

Sumber tak dikenal

Kau akan hancur!

"Shit! Siapa ini?!" Rutukku kemudian aku mencoba untuk menelpon nomernya. Siapa tau aku bisa tau siapa dia.

"Ck! Angkat brengsek!" Gumamu terus merutuk.

Aku mencoba menelpon tapi berkali kali dia menolaknya. "Apa maumu bitch!" Kataku dengan kesal.

Aki terus mencoba menghubungi nomer itu, tapi dia gak mengangkatnya. "Dasar pengecut!" Kata mendengus kesal.

Tak lama kemudian pintu kamar terbuka mendapati mommy baru saja masuk kelamarku.

"Baby.." panggilnya dan aku menoleh. segera aku menyimpan ponselku dan menghentikan aktifitas merurutukku agar mommy tak curiga. Aku hanya tak ingin dia cemas ladaku.

"Kamu kenapa? Seperti terlihat kesal?" Katanya dan aku menatapnya gugup.

"A-ah t-tidak ada mommy.. itu hanya haruto yang sedang mengerjaiku tadi lewat pesan" kataku berbohong.

"Ouh..." Katanya ber oh ria kemudian mengangguk. "Ayo turun! Makan siang. Dibawah juga sudah ada Beby" katanya dan oh kekasihku sudah datang?.

"Ok ayo" kataku kembali menyimpan ponselku dan turun bersamanya.

.
.
.

Jennie POV

"Oh kamu akan pulang terlambat?" Tanyaku lewat panggilan telpon. Ya aku sedang menelpon Lisa saat ini.

"Iya hun.. maagkan aku tak bisa pulang lebih awal. Pekerjaan ku lebih banyak" katanya dan aku mengerti.

"Ok tak apa.. jangan terlalu memaksakan dirimu untuk bekerja hun.. pikirkan kesehatanmu juga" kataku mengingatkannya.

My parents from the star GEN II (BUKAN JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang