#2. Bully

2.5K 192 167
                                    

•<☆>●[◇]•°•♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


<☆>

[◇]

°

   Pagi hari seperti biasa, kota Jakarta sudah padat dengan berbagai macam kendaraan yang berlalu lalang. Dara bersama sopir pribadinya sudah berada di tengah-tengah kerumunan jalanan. Gadis itu selalu berangkat lebih pagi, padahal jarak dari rumah ke sekolah cukup di tempuh lima belas menit.

   "Pak Rudi. Seperti biasa ya," tuturnya.

   "Oke siap, Non!"

    Penyebanya hanya satu. Dara tidak mau teman sekolahnya mengetahui identitas dia yang sebenarnya. Jika dia berangkat lebih siang, kemungkinan besar teman-temannya akan melihat dia turun dari mobil mewah yang selalu bergonta-ganti setiap bulannya. Dara, akan memilih berhenti di salah satu halte busway yang tak jauh dari sekolah dan melanjutkan dengan berjalan kaki hingga sampai.

   Gadis itu sudah muak bertemu teman munafik dari sekolah dasar hingga menengah pertama. Mereka semua mau berteman hanya karena dia adalah seorang Putri Bumantara. Mereka datang ketika membutuhkan dan pergi ketika dibutuhkan.

   Dara juga memiliki trust issue. Selain itu, Dara juga berpikir bahwa di dunia ini tidak ada orang baik yang memberi karena ikhlas. Melainkan semua yang mereka lakukan harus mendapat imbalan.

   Dara tidak mempercayai siapapun kecuali Hans—ayahnya.

   "Makasih, Pak." Dara turun dari mobilnya dengan senyum merekah. Hari ini ulang tahunnya dan semalam dia baru saja merayakan dengan Dadanya. Saat pulang nanti, pasti akan ada tumpukan kado yang merayu untuk segera di buka.

   Gerbang Athena Dominic School yang megah sudah berapa di depan mata Dara. Sepuluh langkah lagi dia akan masuk ke dalam kawasan sekolah elite itu. Dimana anak-anak yang menimba ilmu di sana sebagian besar adalah keturunan orang kaya.

BYURR

   Tepat pada langkah ke sepuluh, Dara mendapat siraman air bekas mengepel dari tiga orang perempuan teman sekelasnya. Kirana Hanum Mega—dalang dari terciptanya penyiraman itu. Dia yang paling berkuasa diantara ketiganya. Brianny Manola dan Diana Dealova—pelaku penyiraman. Keduanya bisa dibilang gadis bodoh karena mau dijadikan babu oleh Kirana.

   "Selamat ulang tahun Adara, Sayang ... baik kan gue. Gue inget ulang tahun lo, dan dateng sepagi ini cuma buat kasih surprise ini buat lo!" ujar kirana panjang lebar.

   Tangan Dara sudah mengepal, gadis itu sangat marah, tapi ia mencoba menahannya sebisa mungkin. Dara menarik napas dan menghembuskannya pelan. Dia tersenyum menatap Kirana. "Terima kasih Kirana, Brianny, Diana. Kalian emang baik!" balasnya dengan penekanan di setiap ucapan.

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang