#7. Aneh

1.5K 128 0
                                    

•<☆>●[◇]•°•♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


<☆>

[◇]

°

   Masih seperti hari kemaren, Dara melewati paginya dengan bersungut. Gadis itu sudah rindu menaiki kuda besinya sendiri. Menikmati hembusan angin pagi Jakarta, bukan malah dibonceng Sekala dengan kecepatan penuh karena laki-laki itu harus buru-buru sampai dan berjaga di gerbang sekolah.

   Dia bisa saja berangkat bersama Segara, tapi takutnya Sekala akan lebih semena-mena dengan motornya. Bahaya kalau sampai diambil alih.

   "Udahlah, lo aduin aja ke om Maxim. Gue udah kangen banget pengin naikin Baby sendiri," ucapnya pasrah.

   Sekala menaikan alis kanannya. "Yakin?"

   "Hmm."

   Segara mengelus kepala Dara. "Lo kalo lagi gini lucu banget sumpah."

   Di sana sudah ada Dewa dan sahabatnya yang melihat kejadian itu. Mereka sedikit mual karena sepagi ini harus melihat yang berbau uwu-uwuan.

   "Zivia!" panggil Dara. Zivia yang di panggil mendekat ke Dara.

   "Iya, Ra. Kenapa?" tanyanya sedikit gugup.

   Dara membuka tasnya. Mengambil sesuatu untuk diberikan kepada Zivia. "Ini. Balasan untuk cokelat lo kemaren."

   Zivia menggeleng. "Gue ngasihnya ikhlas kok, Ra."

   Dara memberikan paksa sebuah ponsel keluaran terbaru itu ke genggaman Zivia. "Gue nggak mau ada utang apapun sama lo!"

   Segara dan Sekala yang menyadari itu mengkode kepada Zivia untuk menerima dan segera menjauh dari Dara.

   "Thanks, R-Ra." Zivia berjalan menjauh dengan langkah gugup. Dia tidak bermaksud seperti itu tapi Dara sudah menganggapnya seperti itu.

   Sekala menepuk pundak Dara. "Ra, lo jangan gitu lah."

   "Gitu gimana. Dia ngasih gue cokelat kan emang minta balasan kan. Ya gue kasih lah!" Dara berjalan meninggalkan Segara dan Sekala.

   Kedua laki-laki itu tidak tau harus melakukan apalagi untuk membuat Dara tersadar. Yang dia lakukan bisa menyakiti hati orang lain. Mereka pasrah saja, mendoakan Dara diam-diam agar Tuhan mau membalikkan hatinya. Karena hanya Tuhan yang bisa melakukan ketika usaha mereka tak kunjung membuahkan hasil.

   "Tuh cewek punya kepribadian ganda apa gimana sih. Bentar baik, bentar galak. Aneh!" ujar Joko.

   "Yang dua itu siapanya ya?" tanya Sebastian entah pada siapa. Yang jelas mereka semua juga belum tau siapa Sekala dan Segara.

   "Yang pake seragam, Segara. Dia sahabatnya. Nah yang pake kemeja itu, dia, Sekala. Sepupunya Dara. Sekolah ini punya om mereka. Jadi, Sekala bantu-bantu di sini sambil nunggu Dara lulus. Biar bisa kuliah bareng," celetuk Kirana yang tiba-tiba berada di samping mereka.

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang