Hai-hai... new chapter nih, seneng nggak?
Absen yuk kalian dari mana aja?
Jangan lupa vote sama komennya..
Ramein biar Anh makin semangat upnya .. lope-lope💙🖤
Datang hampir terlambat akhir-akhir ini menjadi kebiasaan baru Dara. Gadis itu lebih suka berlama-lama di jalanan sembari melihat gedung-gedung tinggi kota metropolitan.Mengamati aktifitas setiap individu yang berlalu lalang membuat paginya di isi dengan berbagai macam ekspresi tergantung situasi.
Dara sering kali tersenyum dibalik helmnya hanya karena melihat candaan orang-orang bersama rekannya. Tak jarang dia juga melihat iba pada mereka yang keadaanya berbanding terbalik dengan dirinya.
Ketimpangan sosial kerap kali tergambar nyata di jalanan. Di satu sisi ada dia yang memakai setelan mewah dari ujung kepala hingga kaki. Di sisi lain ada dia yang tak sempat mencuci pakaian hanya karena tak memiliki pakaian lain.
Gerbang Athena enam puluh detik lagi akan di tutup. Dari kejauhan Dara datang dengan santai. Mereka yang berjaga hanya bisa berkacak pinggang dan menggelengkan kepala.
"Bagus ya, Kak Dara," goda Edgar.
Dara membuka kaca helm. "Bagus dong," jawabnya disertai tawa.
Gerbang sekolah yang akan dikunci tiba-tiba dibuka paksa oleh seorang perempuan berbalut dress hitam sepaha tanpa lengan dengan syal pink melingkar di leher. Tak lupa dia juga memakai kacamata hitam dengan rambut panjang curly terurai.
"KAMU YANG NAMANYA DARA. BUKA HELM KAMU!" teriak wanita itu pada Dara. Dara membuka helmnya dengan posisi masih duduk di atas motor.
PLAK
Tamparan itu membuat Dara memalingkan wajah. Untung saja dia tidak oleng dan jatuh karena beban motor yang ia sangga hanya dengan kaki.
Dara turun dari motor tak terima dengan apa yang barusan ia dapat. "MAKSUD ANDA APA MENAMPAR SAYA!"
"ANAK NGGAK PUNYA SOPAN SANTUN! SAMA ORANG TUA BENTAK-BENTAK!"
"SITU JADI ORANG TUA JUGA NGGAK SOPAN, MAIN NAMPAR ANAK ORANG!"
Edgar dan satpam yang berjaga mencoba meredakan pertikaian yang terjadi. Beberapa anggota Osis yang lain mencari Sekala yang tengah berkeliling mengamati keadaan sekolah.
"Ibu tenang dulu, Bu. Sebenarnya ada apa, semuanya kan bisa dibicarakan baik-baik tanpa harus ada kekerasan," ujar Edgar.
"Nggak usah sok nasehatin orang tua. Saya lebih tau daripada kamu!" tunjuk wanita itu pada Edgar.
"Kamu, Dara. Kenapa kamu ganggu hubungan anak saya. Gara-gara kamu, Maudy jadi di marahin Dewa dan temen-temennya!"
"Oh jadi Ibu, Ibunya Maudy. Dengar ya Bu, saya nggak ganggu hubungan anak Ibu. Harusnya Ibu yang ngajarin Maudy buat nggak ngatain orang sembarangan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada(Ra)Dewa [END]
Teen FictionAdara Mesha Batari, gadis cantik yang tumbuh bersama dengan trust issue. Kebohongan dan kemunafikan yang ia dapat di masa lampau berubah menjadi akar kepahitan yang menggerogoti hatinya. Dia selalu melihat dunia begitu jahat. Ketulusan orang-orang d...