47. Egois

1K 105 7
                                    

Selamat pagi, selamat hari minggu🦖🐠💙🌹🥰😍🦄🌈

Jagan lupa🌟


"RA ... KAMU KENAPA?" tanya Dewa panik.

Segara yang berada di dekat Pak Galih berlari menghampiri Dara. Mendorong Dewa, dan langsung menggendong Dara menuju UKS. Dewa tersingkirkan, dia tidak tau apa yang harus diperbuat. Dia kalah dari Segara.

"Gue nggak guna," gumam Dewa melihat kepergian kekasihnya dalam dekapan orang lain.

"Ntar lo bakal ada gunanya lagi, Wa. Sabar," ujar Abian.

Sebastian, Zidan dan Joko ikut mendekat. "Biasanya orang yang amnesia bakal balik ingatannya kalo kepentok lagi. Apa kita jedotin kepala Dara ke tembok aja ya?" Joko bertanya.

"Kebanyakan nonton sinetron azab nih!" cibir Zidan.

Sebastian menoyor kepala Joko. "Otak dipake tolong, Jok!"

Dewa tidak menanggap. Dia pergi berlalu setelah maniknya sudah tidak lagi menangkap kehadiran Segara dan Dara di sana. 

***

Joko berjalan sendirian menghampiri Segara yang masih menunggu Dara di UKS. Pintu diketuk lalu dibuka perlahan. Segara tengah mengusap kepala Dara yang sudah tertidur dengan satu tangan yang digenggam olehnya.

"Mau apa, Jok?" tanya Segara lirih.

"Keluar bentar, gue mau ngomong," jawab Joko masih memegangi gagang pintu.

Pelan-pelan tangan Segara ditarik. Dia keluar dan menutup pintu perlahan. "Kenapa, Jok?" tanyanya lagi.

"Dara gimana?" Joko menepuk kursi panjang di depan UKS agar Segara duduk di sampingnya.

"Nggak papa. Mungkin ada ingatan yang muncul, makannya dia pusing tiba-tiba. Udah gue kasih obat kok."

Joko tertunduk. Kakinya mengetuk-ngetuk lantai. Jarinya mencubit jari-jari lain menghilangkan gugup.

"Ga, gue mau nanya. Tapi nggak enak banget sama lo," ucap Joko ragu.

Segara menepuk pundak Joko. "Nanya aja lagi. Apanya yang nggak enak. Lo aja suka ceplas-ceplos. Kaya sama siapa!"

"Lo kenapa seolah jauhin Dewa sama Dara? Bukannya harusnya lo bilang yang sebenarnya, kalau mereka pacaran?"

Giliran Segara yang menunduk. Dia enggan menjawab tapi pasti Joko akan bertanya terus-menerus. "Gue nggak jauhin mereka!"

"Lo jauhin mereka, Ga. Keliatan banget. Lo bahkan hapus semua yang berhubungan dengan Dewa dari ponsel Dara kan?" tanya Joko menyelidik.

"Gue nggak hapus. Gue cuma arsipin doang. Gue nggak mau Dara shock. Kan udah dibilang, kita bikin ingatan Dara balik pelan-pelan. Kasian dia."

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang