31. Aku Ikan Aku Diam

1.2K 131 8
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca ya ...

Komennya juga ditunggu🥰

Komennya juga ditunggu🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, Om?"

"...."

"H-hah. Ok aku ke sana sekarang!"

Keriput di kening Dara kembali. Matanya memutar ke seluruh penjuru arah. Tangannya gemetar. Dia nampak begitu panik setelah panggilan itu selesai.

"Kenapa, Ra?" tanya Joko penasaran.

"Omah gue masuk rumah sakit. Gue mau ke sana sekarang. Om gue udah duluan jalan soalnya."

"Yah, motor gue lagi dibawa sama Pak Dhe lagi. Pake motor lo aja, Dan, buat nganter Dara," ujar Joko.

Zidan tersenyum kikuk. "Motor gue kan dipinjem sama temen bokap buat keliling bareng Pak Dhe, lo. Gimana sih!"

"Lo mau naik mobil nggak, Ra? Mobil bokap ada tuh." Zidan menunjuk samping kanan rumahnya, ada pintu kecil tembusan menuju garasi di depan.

"Dan, Dara kan lagi buru-buru. Jam segini pasti macet. Cepetan pake motor lah!" Joko berseru.

Zidan berdecih. "Yeuu, kan gue cuma nawarin!"

Melihat perdebatan Joko dan Zidan malah membuat Dara yang tadinya panik menjadi rileks kembali. Sudut bibirnya tertarik. Terdengar tawa lirih meski benda kenyal itu masih tertutup rapat.

"Kalian ribet banget sih. Gue bisa pake ojek online," kata Dara disertai kekehan.

"Keluar dulu, deh. Di sini sinyalnya agak susah," imbuhnya.

Gadis itu berlari kecil keluar rumah sembari mengangkat ponselnya ke atas untuk mencari sinyal. Joko dan Zidan ikut berlari di belakangnya, takut jika Dara jatuh karena gadis itu sama sekali tidak memperhatikan jalan di depannya. Dan bodohnya Zidan tidak memberi Dara password Wifi rumahnya padahal Dara sedang membutuhkan itu.

"Dewa?!" ucap Zidan saat melihat cowok itu tengah duduk di jok motornya. Dewa sepertinya baru sampai. Gerakan yang tadinya akan turun juga diurungkan. Dia mematung, melihat Dara keluar dari rumah sahabatnya. Untuk apa dia ke sana?

Tangan yang semula masih terangkat perlahan menurun. Dara, mengalihkan fokusnya pada sosok laki-laki yang belum lama dia, Joko dan Zidan bicarakan.

"Ealah malah pada tatap-tatapan gitu. Buru, Ra. Pergi sama Dewa aja!" seru Zidan.

"Pergi ke mana?" tanya Dewa.

"Omah Dara masuk rumah sakit, dia mau ke sana. Dari tadi nyari sinyal buat pesen ojol nggak dapet-dapet. Lo nggak usah banyak nanya, anterin aja sana!" Joko mendorong Dara untuk naik ke motor Dewa.

Zidan berlari masuk ke rumah dan kembali dengan sebuah helm untuk Dara. "Buru-buru boleh, tapi keselamatan harus diutamakan."

"YEE MALAH MASIH PADA DIEM! Udah sana pergi!" usir Joko terlalu greget karena Dewa malah terdiam, begitu pula dengan Dara.

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang