Hai-hai ...
Jangan lupa 🌟 ya 💙🐠🦖🌈🌹🦄
BRAKDara menggebrak meja. Langkahnya tegas menatap lurus ke depan. Jaket Dewa yang berada di tangan Citra direbut paksa. Melengos, Dara menggandeng Dewa, menariknya agar pulang bersamanya.
"Lahhh?" ujar Joko keheranan menunjuk keduanya.
Abian tertawa, mendekat ke Citra yang juga sedang tertawa. "Lebih cepat dari dugaan." Abian mengeluarkan kantong berisi jaket, kaos dan sebuah kain panjang. Tanda resminya Citra bergabung menjadi anggota ROABIGON.
"Fix, udah resmi, ya?" ujar Citra.
Abian mengangguk. "Congrats. Thanks juga karena udah mau bantu Dewa."
"No problem. Lain kali kalo mau panas-panasin Kak Dara panggil gue lagi aja, Kak."
"Entar Gerald marah gimana?" tanya Abian meledek.
Citra menggeleng. "Dia nggak bakal berani marahin gue. Kalau gitu gue balik dulu ya, Gerald udah nunggu di depan. Jelasin ke temen lo deh, Kak. Kasian mereka pada cengo semua." Abian mengangkat dagu dan kedua alisnya menanggapi ucapan Citra.
"Jadi--"
"Iya, Dewa udah tau kalau ingatan Dara balik. Dia juga sadar kalau lagi dipanas-panasin sama lo dan Dara." Abian berkata menyela Segara.
"Malah jadi kaya senjata makan tuan. Aduh, si Dara kenapa nggak jual mahal aja sih. Kan seru kalau dia bodo amat sama Dewa!" seru Sebastian.
"Kan emang labil tu anak! Gue dari pagi udah ingetin dia biar nahan cemburu, eh malah lepas kontrol juga!" Tangan Segara mengepal, memukul telapak tangannya sendiri. Dia terlalu gemas dengan Dara.
"Bentar-bentar. Dewa sama lo tau dari mana? Perasaan yang dikasih tau cuma anggota keluarga sama gue doang deh!"
Tertawa cengengesan, Abian menggaruk pelipis menyenderkan tubuh pada pintu. "Hari minggu kemaren kan Dewa ke rumah Dara, terus diusir halus sama Om Maxim. Bilang kalau Dara lagi tidur. Lo pasti liat kan, Ga, dari jendela. Nah, akhirnya dia nyamperin Gerald bareng gue buat minta petuah. Ketemuan lah kita di resto deket situ. Taunya Sekala nongol bareng Kirana, eh dia keceplosan kalau Dara ingatannya udah balik. Ya jadinya gitu deh!"
"By the way. Citra pacarnya Gerald," imbuh Abian.
"Wah ember bocor berulah lagi!" seru Segara.
"Kok lo nggak ngomong ke kita-kita!" protes Joko merangkul Zidan dan Sebastian.
"Tanya Dewa sendiri lah kenapa nggak mau kasih tau kalian. Siap-siap, Jok!" ujar Abian menakut-nakuti.
"Pantes dari tadi Dewa diledekin marahnya kaya yang biasa aja. Taunya anceman dia bakal terjadi. Mampus!" seru Zidan.
Joko menutup bokongnya dengan kedua tangan. "Kurang ajar lo, Bian! Pantes lo bawa-bawa gue mulu! Siapapun selamatin pantat gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada(Ra)Dewa [END]
Teen FictionAdara Mesha Batari, gadis cantik yang tumbuh bersama dengan trust issue. Kebohongan dan kemunafikan yang ia dapat di masa lampau berubah menjadi akar kepahitan yang menggerogoti hatinya. Dia selalu melihat dunia begitu jahat. Ketulusan orang-orang d...