Baca part 52 dulu ya, kemaren notif eror🙃
Jangan lupa 🌟
"Sesuai ucapan saya dulu, perusahan kita akan bekerja sama dalam jangka waktu yang lebih lama. Sebagai hadiah karena keponakan saya bisa berubah, saya juga akan memberikan saham Batari Group sebesar sepuluh persen buat kamu, Pandu." Langkah Dara terhenti. Dia menahan tangan Segara agar bisa mendengar ucapan Maxim selanjutnya."Sepertinya ini terlalu berlebihan, Max. Dewa tidak sehebat itu." Pandu menjawab tidak enak hati.
Maxim menggeleng. "Dewa sudah berusaha keras. Hadiah ini belum seberapa."
"Oh ya, setelah ini Dewa jadi masuk akademi militer? Saya yakin, Dewa bakal jadi Jendral hebat seperti mendiang kakeknya dulu," imbuh Maxim.
"Saya harus menepati janji. Keinginan Dewa sendiri untuk menjadi anggota TNI. Karena dia sudah mau membantu Dara untuk berubah, dan alhamdulillah-nya berhasil. Jadi saya ijinkan dia." Pandu bersuara begitu riang.
"Maaf ya, Dewa. Saya sempat kesal sama kamu waktu itu," ujar Maxim menepuk pundak Dewa.
"Nggak papa, Om. Saya ngerti kok. Om pasti khawatir kalau Dara kenapa-napa," jawab Dewa menunduk.
"Kalau sedang pendidikan bukannya nggak boleh pacaran ya? Kamu jangan khawatir. Saya bakal bantu bilang ke Dara."
"Saya belum memikirkan itu, Om. Semoga saja Dara mengerti. Mungkin nantinya kita akan break sampai pendidikan saya selesai." Dewa menjawab ragu. Dia takut kalau Dara justru akan marah dan malah mengakhiri hubungan mereka. Dia belum mengatakan kepada siapapun tentang dirinya yang akan menempuh pendidikan militer.
Sejak dulu, dia bercita-cita ingin menjadi seorang perajurit TNI seperti mendiang kakeknya. Orang tuanya tidak mengijinkan hingga datang satu syarat yang awalnya memberatkan namun pada akhirnya Dewa laksanakan. Syarat yang diberikan adalah Dewa harus bisa merubah Dara untuk kembali mau bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya.
"Itu Dara bukan?" Miranti datang dari arah dapur melihat Segara dan Dara yang berdiri mematung. Sontak Maxim dan Dewa menoleh ke arah mereka.
"Dara?!" panggil Dewa. Dara melengos pergi. Marah, kecewa, kesal, semua rasa yang tidak mengenakan tumpah memenuhi hatinya.
"Ra, kamu jangan salah paham dulu. Aku bisa jelasin." Dewa berhasil meraih tangan Dara. Mereka terhenti di halaman. Maxim, Pandu dan Miranti menyusul, berdiri di teras bersama Segara.
Mengatur napasnya Dara berbalik badan, tersenyum paksa pada Dewa. Dengan cepat Dara berkata nenggunakan bahasa isyarat. Nggak perlu dijelasin, Wa. Congrats ya. Semoga pendidikannya lancar.
Dara ingin berucap lagi, tapi tangannya tak sanggup. Gadis itu memilih menulis di note ponsel. Air matanya turun, sesekali Dara menghapusnya dengan kasar. Banyak kata yang ingin dia tulis namun tangannya mulai gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada(Ra)Dewa [END]
Teen FictionAdara Mesha Batari, gadis cantik yang tumbuh bersama dengan trust issue. Kebohongan dan kemunafikan yang ia dapat di masa lampau berubah menjadi akar kepahitan yang menggerogoti hatinya. Dia selalu melihat dunia begitu jahat. Ketulusan orang-orang d...