Siapa yang nunggu chapter terbaru, nih udah diup. Yok absen kalian dari mana aja ...
Jangan lupa vote ya sebelum baca ...
Komen juga ditunggu🦖
"Buat apa sih, Jok. Lo sama Dewa dan yang lainnya nggak perlu deketin Dara lagi. Nanti princess lo itu ngadu kenyokapnya dan nyokapnya nampar Dara lagi!" ketus Diana."M-maksud?" tanya Zidan kaget.
Brianny bersedekap dada menatap sinis Maudy dan Dewa. "Oh, jadi ketua kalian belum cerita. Dara dituduh bikin kalian benci sama Maudy, makannya nyokapnya Maudy marah dan nampar Dara kemaren!"
Abian yang baru saja mendengar itu melirik Dewa yang diam tidak menyangkal omongan mereka. "Gila ya lo Maudy! Kalo kaya gini caranya, Wa. Gue mending putus persahabatan sama lo dibanding gue harus jauhin Dara!"
Maudy menunduk ketakutan. Dia memang mengadu kepada Laurent, tapi dia tidak menyangka kalau Laurent bertindak sejauh itu. Dan untuk Drama dia jatuh, itu merupakan ide dari Laurent juga. Tapi melihat Dara yang histeris seperti itu justru Maudy yang dibuat ketakutan sendiri. Dia takut kalau kebohongannya terbongkar.
"Lo nggak usah sampe segitunya, Bian. Yang ada malah princess kalian makin menjadi-jadi!" tukas Kirana.
"Sekolah ini punya omnya Dara. Omnya nggak bakal diam liat keponakan kesayangannya dituduh kaya gitu. Sekolah bakal nyari bukti buat nyangkal tuduhan Maudy!" imbuh Kirana.
"Kalau sampe ketauan lo bohong, habis sih lo. Gue yakin Dara nggak gitu!" Diana menarik jempolnya dari leher kiri ke kanan seolah tengah mengirisnya. Itu sebuah ancaman untuk Maudy.
Maudy, gadis itu menjadi gemetar. Ide dari ibunya sendiri seperti boomerang yang justru menyerangnya balik.
Sementara Dewa dia masih terdiam enggan menanggapi apapun. Maniknya terus menatap Dara yang berada di meja pojok paling depan. Gadis itu tidak menghiraukan perdebatan mereka. Dia butuh ketenangan, jika dia ikut andil, dia takut gangguan kecemasannya akan kambuh lagi.
***
Ada satu titik di mana Dara begitu merindukan Dewa di sampingnya. Kehadiran sosoknya bisa membuat dia nyaman dan tenang. Kecemasan berlebih yang sering ia rasakan akhir-akhir ini membuat dia merindukan pelukan itu.
Ada jarak diantara mereka yang terasa begitu jauh. Padahal jarak mereka hanya sebatas sepuluh meter dengan meja dan beberapa manusia yang berada di sekitarnya. Tatapan mata yang terus Dewa berikan semakin mengiris rasa rindu yang terpendam.
Sesekali, Dara melirik Dewa yang terus menatapnya tanpa henti. Berbeda dengan mejanya yang ramai, meja Dewa dan keempat anggotanya terlihat sunyi. Tidak ada candaan yang biasa Joko lontarkan. Mereka semua membisu, larut dalam lamunannya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada(Ra)Dewa [END]
Teen FictionAdara Mesha Batari, gadis cantik yang tumbuh bersama dengan trust issue. Kebohongan dan kemunafikan yang ia dapat di masa lampau berubah menjadi akar kepahitan yang menggerogoti hatinya. Dia selalu melihat dunia begitu jahat. Ketulusan orang-orang d...