46. Back To School

1.1K 102 1
                                    

Pagi semuanya....

Jangan lupa vote🌟🖤💙


Terhitung sudah empat belas hari Dewa belum lagi melihat Dara dari jarak dekat setelah dia diusir halus oleh Jason. Dara telah kembali ke rumah satu minggu lamanya. Sekala seringkali mengirim foto atau video Dara untuk Dewa. Sekedar obat untuk meredakan rasa rindu yang terus memburu.

Dara telah melewati ujian semesternya minggu lalu, namun dia tetap memaksa untuk mengikuti ujian susulan di rumah. Seperti yang sedang ia lakukan sekarang. Ditemani Segara dan Sekala, Dara duduk di taman depan mengerjakan soal diawasi Bu Dita. Dia memang amnesia, tapi kecerdasan yang dimiliki membuat Dara bisa melewati lembar demi lembar soal dengan mudah.

Maxim sudah mengatakan agar Dara mengulang kelas dua belasnya tahun depan, tapi lagi-lagi Dara menolak. Tidak enak hati pada Sekala yang menunggunya lulus agar bisa kuliah bersama menjadi alasan Dara.

"Aku kangen banget sama kamu, Ra." Dewa setelah mendapat kabar kalau Dara melakukan ujiannya di taman depan dari Sekala langsung memutar otak agar bisa melihat gadis itu lebih dekat. Dia bersama Abian, Joko, Zidan dan Sebastian duduk di dalam mobil. Ini sudah hari ke lima mereka mengamati Dara dari dalam sana. Datang selepas sekolah dan pulang ketika Dara kembali masuk ke dalam.

"Wa, lo yang sabar ya," ujar Abian menenangkan Dewa yang sedang menyeka air mata.

"Dara pasti bisa inget kita lagi, kok," imbuh Joko menyemangati.

"Gue mau peluk dia. Gue kangen banget sama dia!" Dewa hendak turun namun dicegah oleh Sebastian yang berada di bangku belakang bersamanya.

"Wa, sabar. Hari senin dia masuk. Inget kata Sekala. Mulai hari itu, kita udah boleh berinteraksi sama Dara lagi!" Sebastian berseru.

Zidan manggut-manggut. "Iya, Wa. Pak Jason udah bilang kan kalo kita udah bisa mulai menuntun Dara buat nginget lagi. Jadi sabar. Takutnya kalau lo gegabah, Dara malah jadi nggak mau ke sekolah."

"Dia lagi ujian. Jangan ganggu konsentrasinya!" tegas Abian.

Dewa kembali menurunkan ego. Dari jarak lima belas meter, dia bisa melihat wajah Dara yang begitu cantik duduk di kursi roda memakai dress putih. Begitu anggun. Dara tidak lumpuh, hanya saja kakinya masih gemetar jika dibawa untuk berjalan. Kata dokter, ada trauma yang menyerang saraf kakinya. Tapi itu akan sembuh dengan cepat.

Empat puluh lima menit berlalu. Dara selesai menuntaskan ujian susulannya. Senyum tipis terlihat di wajah gadis itu.

"Nggak papa kalau nilai kamu turun, Ra. Ibu ngerti. Selamat ya, karena sudah menyelesaikan ujiannya. Ibu pamit. Cepat sembuh." Bu Dita tersenyum pada Dara sebelum akhirnya pergi berlalu.

"Anak pinter!" seru Segara mengusap kepala Dara.

Sekala berjongkok di depan Dara. "Pusing nggak kepalanya? Lo mau apa? Gue mau kasih hadiah karena udah selesai mengerjakan semua mapel."

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang