34. Dara Bukan Pelakor!

1.2K 108 2
                                    

Anh cuma mau ngingetin, jangan lupa vote😁🤩


"Hari ini aku bakal traktir semua orang di kantin buat ngerayain resminya hubungan kita," kata Dewa membulatkan mata semua orang yang berada di satu meja dengannya.

Dara, Abian, Joko, Zidan dan Sebastian menunjukan mimik meledek dengan simpul bibir seperti bebek. Tangan mereka sama-sama memangku dagu dengan mata disipitkan. Sementara Segara yang berada di samping Dara, kebingungan. Apalagi saat melihat Dewa yang terlihat begitu pasrah.

"Ayo mulai," sindir Dewa.

Alis Segara sudah menyatu dengan rasa ingin tahu begitu besar. Apa maksud dari tingkah mereka semua. Dia merasa sendirian. "Kalian pada kenapa?" tanyanya.

"Adek-adekan lo pernah diajak makan nasi goreng, tapi sepiring berdua sama Dewa. Udah gitu bayarnya ngutang pake duit Abian lagi," jawab Joko disertai kekehan.

"Bener, Wa? Dara mau dikasih makan apa kalo seandainya nikah sama lo nanti?" ledek Segara.

"By the way ... duitnya belum diganti," ujar Abian memanasi suasana.

"Dewa, kamu kalo ngga ada uang nggak usah traktir-traktir segala. Nanti kalo nggak bisa bayar kan aku jadi malu. Masa Dara pacarnya tukang ngutang!" kata Dara menahan tawa.

Tidak perlu berucap banyak, Dewa langsung merogoh saku celana. Membuka dompet dan mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam bertuliskan AMERICAN EXPRESS.

Segara juga mengeluarkan dompetnya. Mengambil kartu yang sama dengan milik Dewa. "Nih, gue juga ada!"

"Gue juga nih, jangan sok dulu lo, Wa!" tukas Sebastian.

"Percuma kalau dompetnya nggak dibawa! Lagi pula aku juga ada. Di dompet satu. Di rumah ada satu lagi buat pembatas buku novel," ledek Dara pada Dewa.

Dewa sontak menoleh ke Dara. Bahu merosot, dengan bibir manyun yang ditunjukan membuat Dara langsung tertawa terbahak-bahak.

"Terus ... terus ... kamu kayanya seneng banget kalo aku diledekin!" cicit Dewa menidurkan kepalanya di atas meja menghadap ke Dara.

"NAJIS, WA, NAJIS!! NGGAK COCOK LO BEGITU!" maki Zidan.

"Lo jangan kebanyakan tingkah, Wa. Udah buktiin sana. Bayar semua jualan Bu Ios," ujar Sebastian.

"Emang Bu Ios punya yang buat gesekan kartu?" tanya Dara bingung. Pasalnya makanannya seringkali dibayar oleh Segara. Sekalinya bayar sendiri, kertas berwarna merah bergambar Presiden pertama Indonesia yang dia pakai.

"ADA, RA! TAPI BUAT KARTU ITEM KALIAN NGGAK ADA. EMOSI GUE PADA PAMER KARTU. BESOK GUE BIKIN YANG INVISIBLE, KALAH LO PADA!" geram Joko.

"Sabar, Jok. Paguyuban kartu biru diem aja," kata Zidan menepuk pundak Joko agar tenang kembali.

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang