29. I Win And you Lose

1.2K 117 2
                                    

Absen yok kalian dari mana aja ...

Jangan lupa vote sebelum baca ...

Komen juga, Author maksa nih!

"Kok di kamar mandi bisa ada kamera?" tanya Dara memberanikan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok di kamar mandi bisa ada kamera?" tanya Dara memberanikan diri.

Tidak ada yang menjawab. Jujur saja, semuanya bingung harus dimulai dari mana. Jejak digital adalah jejak yang paling berbahaya. Meskipun file itu dihapus, kemungkinan masih ada itu bisa terjadi jika tidak dihilangkan sampai ke akarnya.

"Gilbert dan Fikri, benar kalian nyuruh Doni untuk memasang kamera di kamar mandi?" tanya Pak Santoso membuka kata.

Mereka berdua menggeleng. "Nggak, Pak. Kita nggak gitu. Doni yang nuduh kita, kita nggak tau apa-apa, Pak!" jawab Gilbert.

Dara melirik Doni yang tangannya bergetar ketakutan. Dia ingin bertanya tapi terlalu kurang ajar jika menyela pak Santoso yang jauh lebih tua darinya.

"Kalian jangan bohong!" seru Pak Santoso.

"E-enggak, Pak. Kita nggak tau apa-apa," jawab Fikri.

Edgar lagi-lagi menyerahkan sebuah bukti. Dia meletakan beberapa lembar kertas yang berisi chat antara Gilbert, Fikri dan Doni yang sengaja di print.

"Ampun, Pak. Jangan penjarakan saya!" Gilbert bersujud dengan tangan memohon ampun, begitu pula dengan fikri.

"Kasus ini kasus besar. Jika sampai videonya tersebar sekolah bisa dituntut oleh wali murid yang anaknya menjadi korban," celetuk pengacara yang bernama Romeo.

"Benar. Ada undang-undangnya sendiri. Anak-anak ini juga bukan lagi kategori anak di bawah umur. Kami sebagai pihak yang berwajib akan membantu menyelesaikan masalah ini sebisa mungkin. Keputusan akhir tetap akan kami serahkan pada pihak sekolah. Akankah mau dipidanakan atau tidak."

"Gilbert, Fikri. Video yang kalian ambil dikemanakan. Untuk konsumsi pribadi atau disebarluaskan?!" tanya Pak Santoso dengan nada ditinggikan.

"JAWAB!" Jason berseru.

Semua orang tersentak kaget dengan teriakan Jason yang tiba-tiba. Pak Beno yang merupakan kepala sekolah tertunduk, dia merasa bersalah karena lalai terhadap hal semacam ini.

"S-semuanya ada di dalam satu flashdisk. Kita nggak pernah nyebarin," jawab Fikri gugup.

"Mana flashdisk-nya?" tanya pak Santoso.

Gilbert merogoh saku celana. Hari ini kebetulan jadwal Doni menyerahkan hasil rekaman itu. Jadilah flashdisk itu berada di sana.

Salah satu polisi mengambil sebuah kantong dan memasukan flashdisk itu ke dalamnya untuk dijadikan bukti. Jason akan melakukan pemeriksaan sampai ke akar. Untungnya dia bukanlah orang sembarangan. Kedudukannya membuat penyelidikan ini bisa dilakukan dengan mudah.

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang