49. Figh

881 100 0
                                    

Pagi menjelang siang ...

Votenya jangan lupa🥰

Kembali berkumpul bersama anggota ROABIGON, Segara sedikit demi sedikit menerima Dewa kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali berkumpul bersama anggota ROABIGON, Segara sedikit demi sedikit menerima Dewa kembali. Semua dilakukan juga untuk Dara. Toh nyatanya Dewa memang tidak benar-benar salah. Semua memang takdir. Takdirnya Dara harus seperti itu.

Mereka semua berada di rumah Dewa sedari pulang dari rumah Dara tadi. Segara ikut, karena di rumah Dara dia juga sendirian. Dara pergi terapi, Sekala mulai sibuk ikut membantu mengurus urusan kantor. Katanya biar dapat restu agar tetap bisa melanjutkan hubungan dengan Kirana.

Suara motor menggelegar mengalihkan atensi mereka yang sedang bermain catur bersama Ayah Dewa. Ridho dan Damar datang dengan wajah penuh luka.

"Bos! Ibu Negara, Ibu Negara di bawa Jerry ketua Black Cobra ke markasnya!" Ridho berseru memegangi perutnya yang masih terasa nyeri.

Mereka semua yang masih dalam posisi duduk langsung berdiri. "KOK BISA! BUKANNYA KALIAN LAGI NGAJAR DI KOLONG, MEMANGNYA DIA KE SANA?" Dewa bertanya begitu panik.

"Ibu Negara datang bareng Riski buat bagi makanan sama mainan. Nggak lama Jerry datang bawa anak buahnya. Dia bilang udah ngintai Ibu Negara dari lama!" Damar ikut bersuara meski napasnya tersengal.

"Kenapa lo berdua nggak hubungin kita malah nyamperin ke sini!" Zidan berseru heran.

"Udah. Tapi nggak ada yang angkat. Di group juga udah di share. Tapi nggak ada respon dari kalian padahal anak-anak udah ikut panik!" jawab Ridho.

"Ponsel kalian kan di silent biar bisa fokus main caturnya." Pandu bersuara. Dia yang menyuruh mereka mengumpulkan ponsel menjadi satu. Tidak ada yang boleh menyentuh sebelum dia bisa dikalahkan. 

"Dewa bakal salahin Ayah ntar. Sekarang Dewa harus segera tolongin Dara." Menyambar jaket, helm, ponsel dan kunci, Dewa bergegas menghampiri motornya.

"Jerry mau lo datang sendiri, Bos!" Ridho berseru lagi. Menghentikan Segara, Abian, Zidan, Joko dan Sebastian yang akan menyusul gerakan Dewa.

"Kalau Dewa bawa anak-anak, Jerry ngancam bakal nyakitin Ibu Negara. Dia maunya one by one!" imbuh Damar.

Sebastian memukul jok motornya. "Brengsek! Akal-akalan dia aja. Di sana pasti udah ada anak buahnya dia juga! Kaya nggak tau Jerry. Licik!"

"Bener. Dari dulu dia kan memang nyari masalah mulu sama kita. Nggak pernah diladenin malah pake perempuan buat ngancam. Banci emang!" Abian berseru.

"Buru ke sana! Gue nggak mau kalau Dara sampai kenapa-napa!" Segara yang sudah tidak sabar mulai menstater motornya.

Ponsel Dewa bergetar. Nomor tanpa nama membuat Dewa yakin kalau itu adalah Jerry. Mengatur dalam mode loud speaker, Dewa ingin semua yang di sana ikut mendengar.

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang