Hai, ini adalah part terakhir 🥀
Mengerjap-erjapkan mata, perlahan kesadaran Dara mulai kembali. Dia pingsan setelah lehernya dipukul begitu kencang. Dan sekarangpun lehernya masih terasa sedikit sakit. Dia tertidur di atas sofa yang ditutup dengan kain putih. Dara menyadari, bahwa tangannya juga terikat saat dia mencoba mendudukan dirinya. Mengamati sekeliling, ternyata bukan hanya sofa, melainkan semua barang di rumah ini sudah ditutup dengan kain yang sama.
"Lo udah sadar rupanya. Sorry ya, Ra." Sosok itu datang membawa sebuah bingkai foto di tangan.
"Lepas! Lo apa-apan sih, Bian!" Dara berseru. Dia Abian. Pembunuh Segara sebenarnya.
"Ra, jangan teriak, santai aja ya."
"Lo katanya mau cerita. Ceritain semuanya, gue bakal dengerin." Terduduk di samping Dara, Abian tersenyum begitu manis. Dia meletakan bingkai itu di meja. Foto seorang gadis cantik berlesung pipit tersaji di hadapan Dara sekarang. Tangannya beralih, bergerak merapikan surai Dara yang berantakan.
Dara menghindar. Merasa jijik dirinya disentuh oleh Abian. "Gue nggak sudi cerita sama lo! Lo tega ya, Bi. Gue pikir lo orang baik. Kenapa lo jadi gini?!"
"Ternyata lo udah tau. Udah gue duga sih. Akting lo bagus juga, Ra. Gue hampir aja percaya."
"Lo kenapa jadi gini?! Abian yang gue kenal nggak mungkin melakukan hal keji kaya gitu!" geram Dara.
Tersenyum, foto yang ditaruhnya di ambil kembali. "Karena gue mau jadi satu-satunya buat lo, Ra."
"Liat deh," unjuknya pada foto itu. "Alika cantik banget kaya lo, Ra. Gue mungkin gagal jadi abang yang baik buat dia, tapi gua pasti berhasil jadi abang yang baik buat lo."
"Nggak! Gue nggak mau punya Kakak kaya lo. Satu-satunya orang yang gue anggap Kakak itu cuma Segara! Nggak ada yang bisa gantiin posisi dia!" Dara berkata penuh penekanan.
"Dia udah mati! Dan gue bakal gantiin posisi dia. Gue bakal jadi orang pertama yang bakal lo cari. Dan Dewa, dia dipenjara. Dia juga nggak bisa jaga lo!"
Abian menangkup wajah Dara dengan kedua tangan. "Ra, kita bakal hidup bahagia kalau bersama. Gue bakal jadiin lo prioritas pertama. Gue juga bakal jaga lo melebihi Segara."
"Cuma gue yang bisa, Ra. Mau ya?" bujuknya lembut.
"Lo gila ya, Bi. Jangankan hidup bareng lo. Gue bahkan udah nggak mau kenal sama lo lagi!"
Dara menggeleng, mencoba melepas tangkupan Abian. "Lo, Joko, Zidan dan Sebastian itu sama. Kenapa lo sampai bertindak sejauh ini! Gue bukan Alika, gue Adara. Nggak ada kewajiban buat lo untuk menjaga gue!"
"Udah gue bilang, gue mau jadi satu-satunya. Gue nggak mau disamakan sama mereka dan gue nggak mau tersaingi Segara."
"Ra, gue nggak menyamakan lo sama Alika. Gue cuma mau menebus kesalahan gue ke Alika lewat lo. Nurut ya, gue nggak akan kasar selagi lo nurut sama gue. Gue sayang lo, Ra." Abian mengusap kembali kepala Dara. Tersenyum manis namun bagi Dara senyum itu begitu menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada(Ra)Dewa [END]
Teen FictionAdara Mesha Batari, gadis cantik yang tumbuh bersama dengan trust issue. Kebohongan dan kemunafikan yang ia dapat di masa lampau berubah menjadi akar kepahitan yang menggerogoti hatinya. Dia selalu melihat dunia begitu jahat. Ketulusan orang-orang d...