#17. Ada Apa Dengan Dara

1.1K 99 3
                                    

•<☆>●[◇]•°•♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


<☆>

[◇]

°

Di dunia ini, rencana paling apik adalah rencana yang disusun oleh Tuhan. Setiap ada akibat, pasti selalu ada ada sebab dibaliknya. Tidak perlu bersungut karena yang diberikan oleh Tuhan adalah yang terbaik diantara yang baik.

Seperti Dara yang kehilangan Hans-ayahnya, kini mendapat sosok lain yang mirip dengan laki-laki yang kerap ia panggil Dada itu. Dewa, mereka mungkin berbeda fisik, namun sifat dan kasihnya mereka bagi Dara sangat sama.

Hari demi hari, mereka menjadi semakin dekat. Kehadiran Dewa juga membawa orang-orang baru yang ikut menyayangi Dara layaknya saudara kandung. Dara sekarang benar-benar diakui sebagai ratu. Bukan hanya oleh satu kelas, melainkan oleh seluruh murid Athena Dominic School. Meskipun masih ada beberapa yang membencinya secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.

Dan Segara, masih sama seperti dulu. Selalu berusaha memprioritaskan Dara meski dia sekarang begitu sibuk dengan team futsalnya. Turnamen yang akan diadakan sebentar lagi membuat dia dan Dara bertemu hanya sekilas setiap hari.

Dara, gadis itu berjalan sendirian ke lapangan dimana Segara tengah latihan. "Ra, cari Segara?" tanya Opan rekan satu tim futsal Segara.

"Iya. Segara mana?"

"Tadi bilangnya ke kamar mandi. Bentar lagi balik paling. Duduk di bangku aja dulu." Opan dengan sigap mengibas bangku pemain dengan bajunya supaya tidak ada debu yang menempel pada rok Dara. Sejujurnya bangku itu memang sudah bersih sebelumnya.

"Nggak usah berlebihan, Pan. Makasih ya."

Belum sempat Dara mendudukkan dirinya, bangku tersebut sudah diduduki lebih dulu oleh Larra. Gerakan cepat Larra membuat Dara sedikit terdorong. Untung saja Dara masih bisa menyeimbangkan tubuhnya.

"Itu tempat duduknya kan buat Dara!" ujar Opan menatap sinis Larra.

"Ishh aku cape tau habis lari-larian," rengek Larra.

"Nggak papa, Pan. Gue bisa berdiri. Segara bentar lagi datang kan?"

Larra yang melihat botol minum di tangan Darra langsung menyambarnya dan meminumnya tanpa minta ijin terlebih dahulu.

"Ahhh ... lega ...," ucap Larra sembari mengusap lehernya.

"Itu buat Segara. Kok kamu main minum aja!" seru Dara.

Larra memajukan bibirnya sok imut. "Aku haus, Ka. Pelit banget sih!"

"Tapi itu kamu juga bawa minum?"

"Ini buat kak Segara. Kalo aku minum nanti kak Segara minum apa." Wajah Larra yang sok polos membuat Opan ingin muntah melihatnya.

Tingkah Larra yang begitu menyebalkan membuat Dara harus ekstra sabar. Dia tidak mau ada keributan, apalagi dengan adik sepupu sendiri.

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang