#3. Satu Persatu

1.8K 198 149
                                    

•<☆>●[◇]•°•♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


<☆>

[◇]

°

***

"IVANDER HANS BUMANTARA, CEO DARI BUMANTARA GROUP DITEMUKAN MENINGGAL DUNIA DI SEBELAH PUSARA ARUNIKA-ISTRINYA JUMAT, 27 Agustus"

   Ketenaran Bumantara Group membuat kabar duka ini menyebar dengan cepat. Segara, adalah salah satu yang mendapat kabar ini langsung dari pak Rudi.

TOK TOK TOK

   "Permisi," ucapnya ngos-ngosan. Segara memang langsung berlari menuju kelas Dara untuk membawa gadis itu pulang. Sedangkan pak Rudi, ia perintahkan untuk kembali lebih dulu ke rumah.

   "Kenapa, Segara?" tanya bu Dita-wali kelas XII IPA 1 yang sedang mengajar.

   Segara mendekat dan berbisik pada Dita agar tidak ada orang lain yang mendengar. Dia hanya tak mau Dara menjadi histeris ketika masih berada di sekolah.

   "Dara, kamu bereskan semua barang-barang kamu. Kamu pulang sekarang sama Segara!" perintah Dita

   Segara yang tak ingin membuang waktu ikut membantu Dara membereskan barang-barangnya. Dia membawa tas Dara dalam gendongannya dan menggandeng Dara untuk segera keluar dari sana.

   "Permisi, Bu," pamitnya. Dara yang bingung hanya menatap punggung lelaki di depannya yang terus menyeret tangan miliknya.

   Dara melepas genggaman Segara. "Kenapa si, Ga? Ini masih jam sekolah?"

   "Lo ikut aja, ya." Segara memakaikan helm miliknya untuk Dara.

   "Naik, Ra. Buru!" Dara menurut tanpa bertanya lagi pada Segara.

***

    Kediaman Dara sudah ramai dengan orang-orang asing yang berlalu lalang di halaman rumah. Gadis itu menatap keheranan karena semua pasang mata kini menatapnya balik dengan raut iba.

   "Ga, kok rumah gue rame. Mereka siapa?" Segara tak menjawab, dia menggandeng Dara untuk masuk ke dalam.

    Rossie, Rafael, Maxim, Vio dan juga Jason duduk melingkari seseorang yang di tidurkan dengan kain yang menutup seluruh bagian tubuhnya.

   "Omah Rossie," panggil Dara kepada wanita paruh baya dengan tudung hitam.

   Kelima orang tersebut sontak berdiri menghampiri Dara. "Dara, Dada udah gak ada," tutur Maxim.

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang