33. Putus dan Jadian

1.3K 127 2
                                    

2503 kata untuk kalian...

Jangan lupa vote😡

Bahtera kapal sebentar lagi akan bermuara menjelajahi samudera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahtera kapal sebentar lagi akan bermuara menjelajahi samudera. Awak beserta penumpang sudah dalam posisinya masing-masing. Nahkoda yang ditunggu, sebentar lagi akan menaikan jangkarnya. Ini akan menjadi perjalanan panjang dan penuh tantangan. Badai dan gelombang tinggi tak segan dan bersiap untuk menerjang.

Bunyi bel pertanda usainya pelajaran sudah bergema. Tentu saja, semua murid juga sudah berkemas dan sebagian sudah dalam perjalanan untuk pulang. Begitu pula dengan Dara, Segara dan keempat anggota ROABIGON yang sudah berada di atas motornya masing-masing. Sementara Dewa bersama Maudy, masih menunggu kepergian mereka.

Dewa tidak tau kalau Maudy sudah mengetahui semunya. Gadis itu tau kalau laki-laki yang sedang bersamanya sekarang sedang bersandiwara. Berpura-pura acuh pada Dara namun di belakang saling tebar senyuman.

"Dewa, ayo putus!" celetuk Maudy.

Jantung Dewa bergetar. Dia tidak salah dengar kan? Kata putus itu hanyalah ilusi atau memang benar diucapkan oleh Maudy.

Mencoba menetralkan diri. Dewa memalingkan wajah pada gadis di sampingnya yang masih memfokuskan pandangannya ke depan. Melihat gerak-gerik Maudy, sepertinya yang tadi dia dengar hanyalah halusinasinya semata. Wajah Dewa kembali berpaling.

"Dewa, kamu denger aku nggak sih. Ayo putus!" ucap Maudy sekali lagi.

Dewa menepuk kedua pipinya. Kiranya dia terlalu lelah hingga pikirannya meracau, membuat telinganya mendengar sesuatu tanpa suara nyata.

"Ngapain begitu. Nggak nyangka kalau aku bakal ngomong gini?" Maudy tertawa melihat tingkah Dewa yang terlihat konyol.

"Kamu bener minta putus? Aku nggak salah denger kan?" Mata cowok itu berbinar, seolah melihat cahaya setelah terkurung dalam kegelapan sangat lama.

Maudy mengangguk. "Iya. Aku sadar, kalau selama ini aku nyiksa kamu. Aku nggak benar-benar bahagia karena di sisi lain aku juga bikin kamu sedih. Jadi, kita akhiri hubungan ini. Kamu lepas dari aku. Kejar Dara. Kamu suka dia kan?"

"Yesss, akhirnya ...!" teriak Dewa dengan tangan mengepal. "Makasih, Maudy. Akhirnya lo sadar juga! Please jangan panggil aku kamu lagi, gue geli!"

"Iya, Wa. Mulai hari ini kita pake lo-gue," jawabnya.

Sesak, dada Maudy begitu sesak. Pantaskan Dewa bersikap seperti itu. Dia terlalu berlebihan, tidak menjaga perasaannya sama sekali.

Gak semudah itu, Wa. Lo pikir gue bakal diem aja liat lo bahagia sama Dara. Gue punya cara tersendiri buat menghancurkan kalian.

"Wa?"

"Iya, kenapa?"

"Gue masih boleh jadi temen lo kan? Masih bisa minta bantuan sama lo juga kan?"

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang