#5. Murid Baru

1.7K 145 1
                                    

•<☆>●[◇]•°•♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


<☆>

[◇]

°

Pagi ini Dara begitu bersemangat untuk berangkat ke sekolah. Pasalnya, motor yang pernah Hans janjikan dulu kini sudah resmi menjadi miliknya. Motor Kawasaki Ninja ZX-10R berwarna hitam sudah terparkir apik di garasi rumah gadis itu.

Sebelum Hans meninggal dunia, dia pernah mengajak Dara berkeliling Jakarta menggunakan moge. Sejak saat itulah, Dara menjadi begitu menyukai alat transportasi tersebut. Hans juga yang mengajarkan langsung bagaimana caranya menaiki sepeda motor. Ajaibnya, Dara bisa langsung mengendarainya hanya dalam satu kali latihan.

Pada awalnya Hans sama sekali tidak mengizinkan. Motor yang Dara minta adalah motor besar dan dominan dikendarai oleh laki-laki. Terlalu beresiko untuk Dara. Tapi gadis itu terus merengek hingga akhirnya Hans mengalah dan mengiyakan permintaan putri semata wayangnya itu.

Dengan jaket kulit dan helm full face di tangannya, Dara siap berangkat menuju sekolah. Ditepuknya tangki depan dari sepeda motor itu. "Baby, lets go!"

"Non, Non Dara yakin? Saya anterin aja ya, ke sekolah pake mobil?" Pak Rudi begitu khawatir. Tangannya gemetar. Masalahnya Maxim yang sekarang menjadi wali gadis itu sama sekali belum mengetahui tentang keberadaan motor tersebut.

"Pak Rudi tenang aja. Dulu, Dada aja sampe tepuk tangan pas liat Dara bawa motor. Dara emang baru beberapa kali latihan, tapi Dara udah jago, Pak!"

"Udah ya, Pak. Dara berangkat dulu. Nanti telat lagi!" Dara memakai helm yang sudah dia siapkan. Menaiki kuda besi itu dengan bangganya. Dengan kecepatan sedang, Dara mulai melajukan motor yang di pangilnya Baby itu.

Pak Rudi sekarang sudah berkeringat dingin. Dia akan menjawab apa jika Maxim mencercanya dengan berbagai macam pertanyaan nanti. Laki-laki paruh baya itu pasrah, jika akhirnya dia akan dimarahi oleh tuan keduanya itu.

Benar saja, Maxim kini sudah berada di halaman depan bersama Sekala di sampingnya. "Pak Rudi, Dara mana?" tanya Sekala.

"A-anu, Den. Non Dara sudah berangkat," jawabnya gugup.

Maxim menaikkan satu alisnya. "Berangkat? Kok nggak sama pak Rudi?"

Pak Rudi meremas tangannya. Dia begitu salah tingkah sekarang. "A-anu, Tuan. Non Dara naik motor?"

"Sama Segara?" tanya Sekala lagi.

Pak Rudi menggeleng. "Enggak, Den. Non Dara bawa motor sendiri."

Sekala tercengang dengan mulut yang sudah menganga. Sejak kapan sepupunya itu punya motor. Memangnya Dara bisa mengendalikannya. Kira-kira pertanyaan itulah yang mengisi otaknya sekarang.

BREMM BREMM

"Om Max ... Sela ... Dara berangkat duluan ya. Dadah ...." Setelah lambaian singkat tangannya, Dara langsung menancap gas motornya dengan kecepatan penuh.

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang