#20. Jatuh Cinta

1K 92 2
                                    

•<☆>●[◇]•°•♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


<☆>

[◇]

°

"Dewa, kamu coba dulu ya. Kalau seandainya nggak cocok, ayah nggak maksa. Ayah cuma nggak enak, karena sebelum om Januar meninggal, dia mau jodohin kamu sama anaknya."

"Tapi Dewa nggak suka dijodohin gitu, Yah!"

"Kenalan aja dulu. Ini bukan janji terikat kok. Kalo semisal kamu nggak suka, ya udah."

Bagai petir di siang bolong. Dewa yang baru saja pulang dari sekolahnya harus menghadapi fakta bahwa dia ternyata dijodohkan. Gadis yang bernama Maudy Anindya—anak rekan bisnis ayahnya yang juga teman satu angkatannya di Herodes School adalah sosok wanita tersebut.

Memang bukan perjodohan yang mengharuskan dia menyetujuinya. Tapi tetap saja, Dewa saat ini tidak mau berdekatan dengan wanita manapun. Biarpun dia adalah seorang ketua geng dengan paras di atas rata-rata dan ketenaran yang luar biasa, tidak serta merta membuatnya menjadi playboy yang bergonta-ganti pasangan semaunya.

Dewa sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan. Laki-laki itu begitu menghormati perempuan apalagi Miranti—wanita yang sudah melakhirkannya.

"Sayang, di coba dulu aja ya. Anaknya cantik kok, Bunda udah pernah liat. Sopan juga," bujuk Miranti.

"Hmm. Tapi kalo Dewa merasa nggak cocok jangan dipaksa ya!"

"Iya, kamu tenang aja," jawab Pandu—ayah Dewa.

***

"Dewa, aku suka sama kamu," ucap Maudy gugup.

"Maaf, tapi aku nggak bisa."

Setelah berdiskusi panjang dengan Pandu, Dewa akhirnya memutuskan untuk mendatangi Maudy. Dia ingin menyelesaikannya secepat mungkin. Tapi apa, ternyata Maudy sudah lebih dulu menyukai dirinya.

"Wa, aku mohon. Ini permintaan terakhir papa," bujuk Maudy.

"Tapi papa kamu nggak maksa kita buat bersama. Dari awal kan memang seperti itu perjanjiannya!"

Maudy berjongkok memohon kepada Dewa. Gadis itu sudah jatuh cinta kepada Dewa sejak lama. Dan berkat perjanjian itu, dia memiliki kesempatan untuk bersama Dewa.

"Perasaan nggak bisa di paksa, maaf!" seru Dewa. Laki-laki itu berlalu pergi meninggalkan Maudy yang sudah terisak.

"DEWA AKU PUNYA PENYAKIT LEUKIMIA. AKU SAYANG SAMA KAMU, WA. AKU MOHON MAU YA. AKU JANJI KALAU SEANDAINYA AKU UDAH SEMBUH ATAU BAHKAN NANTINYA AKU MENINGGAL, AKU BAKAL LEPASIN KAMU!"

Langkah Dewa terhenti. "Jangan jadikan penyakit kamu sebagai ajang untuk mengemis belas kasihan. Aku nggak akan luluh."

"Wa, aku mohon. Aku nggak punya siapa-siapa lagi. Papa udah pergi. Mama, dia lebih mentingin bisnisnya dibanding aku anaknya yang penyakitan i--" Tiba-tiba saja Maudy pingsan. Di rumahnya tidak ada orang lain selain mereka. Dewa dengan terpaksa membopong Maudy berbaring di sofa.

Ada(Ra)Dewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang