•
<☆>
●
[◇]
•
°
•
♡Wejangan dari Dewa semalam masih membekas kuat diingatan Dara. Apa yang dikatakannya tentang keberuntungan menjadi orang kaya membuatnya sangat merasa bersyukur pagi ini. Memiliki rumah yang begitu besar walau diisi seorang diri dan hanya berteman beberapa maid. Mobil mewah berjejer, meski jarang ia gunakan. Baby, motor yang selalu menemaninya dua bulan terakhir ini.
Dan ketika dia menatap ke seberang, Dara tersenyum. Dia masih punya keluarga yang begitu menyayanginya. Tidak elok jika dia terus bersungut akan nasibnya yang ditinggalkan ayah dan bunda.
"Dara, semalam dari mana? Om sama Sekala nyariin!?" tanya Vio yang ternyata sudah berada di belakang dirinya.
"Lo pergi sama Dewa sampe malem begitu habis ngapain?" Sekarang Sekala yang menyerangnya dengan pertanyaan memojokkan.
"Ra, om bebasin kamu. Tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya. Ada aturan jam malam yang harus kamu patuhi, apalagi kamu perempuan," cerca Maxim.
Sepertinya mereka semua sudah berada di dalam rumah sejak pagi. Menunggu Dara keluar agar langsung bisa mewawancarai anak gadis kesayangan mereka itu.
Dara tersenyum mencoba melelehkan tatapan mengintimidasi dari mereka. "Pertama, Dara minta maaf karena pulang malem. Dara juga minta maaf karena lupa bawa ponsel. Yang terakhir, Dara mau cerita banyak. Soalnya Dara habis dapet banyak pelajaran hidup dari Dewa."
"Oh ya, coba ceritain sama tante."
"Tapi kan Dara harus sekolah."
Maxim tersenyum smirk. "Telat bentar lah, nggak papa. Dateng jam sembilan juga nggak masalah. Mereka nggak bakal marah."
Saking penasarannya, Vio langsung menarik tangan Dara masuk ke dalam rumah. Maxim juga menyusul di belakangnya.
"INI SEKALA GIMANA?" teriak Sekala dari luar.
"KAMU BERANGKAT SEKARANG! KAMU KERJA SAMA OM JASON. JAGA TUH GERBANG SEKOLAH, NANTI PACARMU BAWA BEKAL NGAMBEK KAMUNYA NGGAK ADA!" Ini sebenarnya sebuah sindirian dari Vio.
"ASTAGHFIRULLOH FITNAH APALAGI! ORANG BELUM JADI PACAR. SEKARANG SEKALA BERASA JADI ANAK PUNGUT. DARAAA TEROOSSS YANG DI SAYANG!!!"
"EMANG KAMU ANAK PUNGUT!" balas Maxim.
"PAPA ...!!!" Sekala menyusul mereka masuk ke dalam. Dia tidak terima jika Dara menguasai kedua orang tuanya. Bekal dari Kirana, bisa dibicarakan nanti. Semoga saja Kirana tidak kesal karena menunggunya datang.
***
Kedatangan Dara dan Sekala menjadi pusat perhatian semua siswa. Apalagi mereka sampai saat jam istirahat baru saja di mulai.
Keduanya berjalan dengan pedenya. Beberapa murid menatap sinis Dara. Tapi gadis itu bodo amat. Sedangkan Sekala, dia langsung masuk ke dalam ruangannya. Menggunakan kemeja biru muda dan celana panjang hitam membuatnya terlihat seperti seorang guru muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada(Ra)Dewa [END]
Teen FictionAdara Mesha Batari, gadis cantik yang tumbuh bersama dengan trust issue. Kebohongan dan kemunafikan yang ia dapat di masa lampau berubah menjadi akar kepahitan yang menggerogoti hatinya. Dia selalu melihat dunia begitu jahat. Ketulusan orang-orang d...