Aku sudah marah pada Seungcheol selama empat hari sekarang. Kalian pastinya tidak perlu terkejut mengingat aku pernah merah padanya bertahun-tahun lamanya.
Jujur, aku tidak menikmati perasaan ini. Tentu saja, siapa yang betah marah terus menerus?
Aku lelah, terlebih karena aku merasa hidupku hanya mengulangi fase yang sama terus menerus. Dan, untuk suatu alasan yang tidak kumengerti, fase inilah yang dipilih takdir untuk diulang-ulang dalam hidupku: fase menyakitkan dimana aku harus berurusan dengan kepergian Choi Seungcheol. Hidupku adalah jalan panjang berisi berbagai adegan dimana Seungcheol meninggalkanku.
Aku mengerti bahwa ini bukan sesuatu yang dapat Seungcheol kendalikan. Pada akhirnya, dia memang harus pergi. Aku tahu, karena itu lah aku tidak mempermasalahkan bagian dimana dia pergi. Yang kupikir menganggu dari keseluruhan masalah ini adalah fakta bahwa Seungcheol tidak mau repot-repot memberitahuku, seolah ini tidak penting, atau seolah dia pikir aku tidak cukup penting.
Aku tahu itu terkesan egois dan kekanak-kanakan : marah pada seseorang hanya karena dia luput memberitahu kita satu fakta yang sebenarnya tidak terlalu besar. Namun aku juga tahu bahwa ini lebih dari sekedar itu. Sejujurnya begitu banyak alasan yang mendasari kemarahan ku padanya, lebih dari sekedar fakta bahwa dia tidak memberitahuku.
Keseluruhan situasi ini membuatku merasa seperti anak naif yang berjingkrak-jingkrak pergi ke medan perang, dan membuatku mempertanyakan hubungan kami. Siapa aku sebenarnya bagi Seungcheol selain orang tua dari anaknya? Mungkinkah seseorang yang mengatakan bahwa dia mencintaimu, membuatmu menjadi orang terakhir yang tahu bahwa dia akan pergi sangat-sangat jauh?
Aku bisa mengatakan bahwa aku adalah orang terakhir yang Seungcheol beritahu karena kutemukan fakta yang lebih mengejutkan, bahwa Seungcheol telah memberitahu ayahku. Pada hari dimana kami berkunjung ke rumah orang tuaku, Seungcheol telah memberitahu kan kepada ayah tentang rencana ini. Ini lah yang mereka bicarakan di belakangku saat itu.
Untuk suatu alasan yang tidak aku ketahui dengan pasti, Seungcheol memberitahu ayahku. Dan masih untuk alasan yang tidak ku ketahui, dia memutuskan untuk menunggu selama dua hari sebelum memberitahuku dan juga Mark.
Apakah selama ini aku salah memaknai hubungan yang terjalin di antara kami?
"Harus kuakui, itu memang keterlaluan." Jeonghan berkata setelah aku selesai menceritakan kepadanya alasan kenapa aku nampak seperti Victor Van Dort di kartun Corpse Bride dalam pandangannya untuk empat hari belakangan.
Aku menjelaskan runtut permasalahan yang kumiliki, tentang apa yang Seungcheol lakukan dan tentang apa yang kurasakan terhadap semua itu. Aku tidak perlu repot-repot memberikan penjelasan dari sudut pandang Seungcheol sebab aku percaya Jeonghan selalu mampu menilai sesuatu dengan objektif.
"Lalu bagaimana dengan Mark?" Jeonghan bertanya.
"Dia menjemput Mark pulang setiap hari lalu setelah itu mereka pergi jalan-jalan. Mark benar-benar..." Aku menggantungkan kalimat itu untuk mencari kata yang tepat untuk menggambarkan Mark.
"Sama kecewanya denganmu?" Jeonghan menebak.
Aku mengangguk, meskipun itu tidak sepenuhnya tepat. Ya, Mark memang begitu kecewa pada awalnya. Saat Seungcheol pergi dari rumah kami setelah memberitahunya hari itu, Mark menangis untuk beberapa saat, namun ketika Seungcheol kembali datang ke rumah pada sore harinya, dan berbicara padanya, suasana hati Mark kembali seperti semula. Entah apa yang Seungcheol katakan padanya.
Namun sejak empat hari yang lalu, Mark selalu meminta untuk tidur bersamaku. Bocah itu tidak akan meminta itu kecuali terjadi sesuatu yang menganggu perasaannya. Namun aku justru merasa bahwa kali ini Mark melakukan itu untukku, dia lah yang ingin menenangkan ku, berusaha memberitahuku bahwa semuanya baik-baik saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
What If? (JICHEOL)
FanficBagaimana jika aku berhasil mencegah Seungcheol malam itu? Bagaimana jika aku menolak untuk menjemputnya? Bagaimana jika aku memberitahunya tentang malam itu? Apakah Seungcheol akan menerimaku dan membatalkan kepergiannya, rencana masa depannya yang...