chapter 29 : pacaran katanya

261 48 5
                                    

Sepenuhnya lupa, baik Jingga ataupun Bagas tidak berniat sembunyikan kabar bahagia yang mereka punya. Malah selesai dengan obrolan di malam hari itu keduanya sudah sepakat untuk beritahu orangtua masing-masing esok hari.

Tapi sudah lebih dari seminggu berlalu, jangankan beritahu kabar bahagia, mengabari tentang keadaan diri sendiri saja tidak. Keduanya memang sibuk bekerja dan saat weekend memilih jalan-jalan berdua seperti sekarang. Coba hilangkan penat, karena tidak mudah bagi mereka punya waktu senggang yang cukup.

Tujuan mereka kali ini adalah taman kota. Parkirkan mobil, keduanya memilih berkeliling dengan jalan kaki.

"Ngapain beli bunga? " tanya Jingga heran, tapi Bagas acuh. Mengambil buket bunga berukuran sedang kemudian membayarnya.

Bagas melanjutkan perjalanan dengan menggandeng Jingga yang semakin heran sebab buket mawar merah dan mawar putih yang disatukan itu malah Bagas pegang.

"Buat siapa? " tanya Jingga curiga, dengar tanya itu Bagas hentikan langkahnya. Berdiri menghadap Jingga kemudian tatap wanitanya.

"Apaan buat siapa?"ucap Bagas balik bertanya.

"Itu beli bunga buat siapa?"ulang Jingga, dengan wajah keruh.

Harusnya Bagas jawab jujur, tapi bukan Bagaskara namanya kalau dia to the point dan tidak usil.

"Oh, ada lah." jawab Bagas enteng, terkesan so misterius juga acuh. Setelah menjawab begitu tangannya tanpa dosa raih tangan Jingga, "ayo lanjut jalan. "ajaknya yang langsung mendapat penolakan.

"Jawab dulu, bunganya buat siapa Bagas? " ulang Jingga.

Bagas diam, tatap Jingga dengan ekspresi tak terbaca, sedangkan Jingga balas menatap Bagas dengan tajam.

"Buat cewek." ucap Bagas enteng.

"Cewek siapa? "

"Kenapa sih kepo banget."

"Enggak boleh?"

"Ya boleh, tapi ayo jalan. "

"Jawab dulu. "

"Jawab apa?"

"Bunganya buat siapa? Lo budeg atau apa sih hah? "

"Kok ngegas terus pake lo Gue? "

"Ya maaf," Cicit Jingga pelan, wajahnya jadi murung kemudian menunduk takut. Dengan itu Bagas tidak bisa tahan lagi.

"Ngapain ketawa? "amuk Jingga.

"Lucu aja. "

"Apa, siapa yang lucu? "

"Ya kamu lah, siapa lagi? "

"Lucuan mana sama orang yang mau kamu kasih bunga? "

"Sama. "

Jingga melotot marah, "jadi bunganya buat siapa? "

"Ya buat kamu. "

"Bohong."

"Iya bohong, bunganya buat cewek cantik. Tapi karena sepi gini siang-siang enggak banyak orang jadi nanti bunganya buat kamu aja. "

"Dih, enggak. "

"Kenapa enggak mau? "

"Apaan jadi planing kedua, ogah."

Bagas kembali tertawa buat Jingga semakin kesal dengarnya.

"Becanda, dari awal emang beli buat kamu. "

"Bohong."

"Serius."

"Kan aku bilang bunganya buat cewek, cantik. Masa kamu enggak sadar diri? "

Argumen, Jihoon x HeejinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang