chapter 37 : kunjungan keluarga besar

215 35 4
                                    

Hanya butuh waktu tiga bulan untuk buat sebuah perubahan yang cukup banyak di dalam rumah keluarga kecil Bagas dan Jingga. Asisten rumah tangga yang sebelumnya ditolak, sekarang malah ditambah seorang lagi untuk urusi kebun.

Baik Bagas ataupun Jingga terlalu sibuk untuk urus rumah, beruntung bertemu pasangan paruh baya yang jujur dan giat. Semakin lama, tempat tinggal keduanya semakin nyaman dan tertata.

Tapi suasana pagi di akhir pekan ini sedikit berbeda, tidak ada senyum manis Jingga yang setelah siapkan sarapan seperti biasanya. Yang ada Jingga merajuk, sudah dari malam tidak mau bertegur sapa dengan Bagas. Pertanyaan apapun yang Bagas ucap, hanya dianggap angin lalu.

"Mau sampe kapan diemin gue?"

Jingga selesai buatkan sarapan sederhana berupa nasi goreng penuh sayur. Bagas bilang, lebih banyak wortel daripada nasinya.

Bagas ingin kembali buka suara, namun urung sebab bel berbunyi.

"Siapa yang bertamu pagi-pagi? "

Jika sedang tidak mogok bicara, Jingga pasti sudah jawab "mana gue tau. " Tapi lagi-lagi Jingga diam.

Pintu utama di buka, Bagas cukup kaget dibuatnya sebab halaman rumah sudah penuh dengan tiga mobil yang dia kenali.

Yang pertama terbuka adalah mobil warna hitam mengkilap, tak lama seorang lelaki dengan kaos polo warna marun dipadukan dengan celana bahan warna hitam turun kemudian rentangkan tangan sambil tersenyum.

"Eyang," sambut Bagas segera peluk kakek kesayangannya dari pihak Ibu.

"Bagas kangen Eyang." ujar Bagas dengan senyum merekah.

"Eyang kakung doang? Ke eyang uti enggak? "

Bagas terkekeh, lepas rangkulannya pada sang Kakek berpindah peluk Nenek dengan tak kalah erat.

"Kangen lah. Kangen banget," ucap Bagas.

"Gimana kabar Jingga? " tanya Eyang putri, masih belum lepas peluk cucunya.

"Kok Jingga. "

"Ya kan Eyang udah liat kabar kamu baik, sekarang cucu gemes Eyang dimana?"

"Ada di dalam. "

"Lagi ngapain? "

"Bentar lagi kan kita ke dalam, "

"Tinggal jawab aja. "

"Tinggal lihat aja. "

Perdebatan itu akan panjang, beruntung mobil putih di samping terbuka memunculkan sepasang sepasang paruh baya.

"Bagas, Jingga mana?" tanya Mami yang selalu rindu anak kesayangannya.

"Ada di dalam," jawab Bagas singkat.

"Enggak kerja kan?" tanya Papi.

"Ada kok. "

Mami hampiri mobil Eyang, dia bantu Eyang Putri berjalan sedang Papi tuntun Eyang Kakung, Bagas kaget dengan banyaknya bawaan yang coba mereka keluarkan. Baru saja Bagas ingin bilang kenapa enggak semobil saja, ternyata mobil mereka penuh oleh barang.

"Ngapain? "ceplos Bagas setelah bengong selama beberapa saat.

"Kita mau nginep," jawab Mami santai.

Bagas diam lagi, rumahnya memang besar, tapi dia sudah rencanakan akan selesaikan pekerjaan di rumah bersama teman-teman. Hal yang membuat Jingga marah sampai tidak mau bicara, pasalnya keduanya sama-sama sibuk dan Jingga sudah bilang satu hari saja mereka bisa benar-benar istirahat.

Tak sempat berpikir banyak, sebuah mobil lagi datang.

"Om Bagas, Kak Jingga mana? " Teriak seorang anak perempuan berumur lima tahun.

Argumen, Jihoon x HeejinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang