Suara benturan keras merebut perhatian Gama dan kawan-kawan yang tengah mengendap di halaman markas besar kepolisian.
"Seseorang berada di mobil!"
"Gama, biarkan saja! Siapa pun yang ada di dalam sudah pasti mati! Troy berusaha menghentikan rekannya yang kini bergerak mundur ke arah gerbang.
Berubah tuli, Gama terus berlari ke arah kendaraan jenis sedan yang ringsek di seluruh body-nya, termasuk atap mobil yang tergores panjang dan melengkung ke dalam. Berjalan semakin mendekat, aroma bensin yang memabukkan menyerang penghidu dan asap tebal yang membumbung dari balik kap mengisyaratkan kendaraan sewaktu-waktu bisa meledak.
Derap kaki terdengar riuh dari dalam kantor, puluhan zombi berseragam menerobos keluar, dan berebut jalan menuju tanah lapang. Suara keras jelas pancingan yang bagus untuk mereka.
Sampai di tangga yang menghubungkan gedung dengan lahan parkir, satu per satu zombi jatuh berguling dengan kepala terantuk di setiap pijakan. Sepertinya kedua kaki mereka terlalu sembrono untuk melakukan gerak yang membutuhkan koordinasi sempurna.
"Sial!" umpat pria botak itu saat melihat gerombolan haus darah mendekat. "Him, mundur!"
Himo menurunkan pistol dan bergerak mundur mengikuti kedua rekannya.
Sampai di samping sedan hitam, Gama mengacungkan pistol ke bagian dalam kendaraan yang terekspose tanpa ada kaca yang menghalangi. Seorang perempuan terlihat tak sadarkan diri di antara serpihan kaca. Kepalanya mengapung di atas kantong udara dan darah segar mengalir lambat melalui luka di kening.
Perlahan dia menjulurkan tangan melewati jendela dan meraba leher jenjangnya. Walau sarung tangan kulit mengurangi sensitifitas perabaan, tetapi dia masih bisa merasakan pembuluh darah karotis memukul kuat ujung jari.
Mengembus napas lega, pria beriris biru menyimpan pistol dan menarik kuat pintu pengemudi yang bengkok di bagian bawah. Menyulitkan Gama walau kekuatan sudah dipusatkan seluruhnya di kedua tangan.
"Gama, mereka datang!" Himo memberi peringatan.
"Pintunya tersangkut. Troy, tolong aku! Dia masih hidup."
Walau pria berotot itu terlihat enggan di awal, tetapi pendiriannya luruh setelah melihat sang kawan meminta untuk kedua kalinya. Lagi pula, dia tidak akan pernah bisa menang melawan kawannya yang sudah bersumpah untuk menyelamatkan manusia sekali pun terluka parah.
Menarik pintu bersama-sama, suara krek akhirnya terdengar dan pintu terbuka lebar.
"Guys, mereka datang!" pekik Himo saat merasakan getaran di tanah yang semakin kencang dan puluhan manusia tanpa nyawa mendatangi mereka.
"Tahan mereka sebentar!"
Suara letupan senjata kembali terdengar pendek di antara suara geraman panjang. Beruntung tidak ada bagian tubuh dari si perempuan yang tersangkut, sehingga Gama dengan mudah menarik keluar dan membopong tubuh langsingnya.
"Gama!" Kali ini Troy ikut panik saat melihat gerombolan zombi memangkas jarak dengan cepat.
Gama yang menyadari situasinya saat ini segera memutar otak. Aroma bensin yang menguar, percikan listrik yang kemungkinan besar berasal dari sirkuit elektrik audio mobil, dan barisan beton di belakang memberi otaknya informasi.
"Ke balik barikade beton!" teriak Gama.
Berlari dengan tangan membopong tubuh lunglai, pria tegap itu tetap mampu menyamakan kecepatan kaki dengan kedua rekannya. Dan ketika beton yang tingginya melebihi satu meter menghalangi jalan, dia memeluk perempuan berambut pendek itu dengan erat sebelum melompat, berharap tidak ada gonjangan keras yang melukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run!
Mystery / ThrillerBUKU PERTAMA Genre : action, thriller, sci-fi, minor romance. R-18 : blood, gore. Ledakan terjadi di instalasi penyakit menular di gedung kesehatan di kota Arkala. Sebuah virus yang tengah diteliti di dalam fasilitas kesehatan teraman di kota akhirn...