Bab 15

1K 209 5
                                    

Aura penyesalan mengisi ruangan yang kembali senyap seselesainya Minsana bercerita. Keempat peneliti tertunduk menyapu lantai berdebu. Suara dengkus beberapa kali terdengar, seakan paru-paru pun ikut lelah memberi kehidupan pada mereka yang bersalah.

"Lalu ke mana peneliti yang lain? Kenapa hanya kalian yang berada di sini? Lagi pula gedung apa ini sebenarnya?" tanya Himo penasaran.

Mereka—para senior—kembali bertukar pandang, saling mengancam menggunakan tajamnya tatapan mata satu sama lain. Tidak seperti sebelumnya, kali ini Prof Gorgo pun ikut bungkam. Seakan ada rahasia yang lebih kelam dari pada virus pembunuh massal yang mereka ciptakan.

"I-ini gedung asepsis yang ber-berarti—" Sebagai anggota yang paling muda—Yona—akhirnya mengalah dan mulai bercerita.

"Aku tahu artinya. Minsana sudah memberitahu kami, lanjut ke alasan keamanan yang super ketat." Himo memotong kalimatnya.

Mata kecokelatan itu berayun gugup ke Minsana kemudian ke Syam. Meminta izin kepada kedua senior untuk bercerita mengenai gedung yang tidak semua orang tahu. Pria berambut tipis itu mengangguk dan Yona kembali bernarasi.

"Gedung ini adalah asrama yang disediakan oleh pemerintah dan juga tempat penyimpanan semua data serta sampel penting, seperti virus mutasi ebola yang pernah membunuh satu desa di utara Arkala. Lantai satu diisi dengan ruang kerja dan kamar tidur, lantai dua tempat untuk menyimpan berkas, dan lantai ini untuk menyimpan sampelnya." Dia menjeda.

"Seluruh ruangan yang tidak memiliki ventilasi telah dipasang hepa filter. Sehingga jika ada kebocoran di tempat penyimpanan, kami yang berada di dalamnya akan selamat."

"Hepa filter?" tanya Troy asing.

"Alat untuk membersihkan udara dari virus," sela Minsana.

"Lalu kenapa pengamannya menggunakan bom dan api? Bukannya semua itu justru membakar habis data kalian?" Himo mengerutkan alisnya.

"Yang hancur biarlah hancur. Karena ini adalah tempat penyimpanan kedua. Semua data tentang penyakit menular beserta mikroorganismenya sudah tersimpan rapi di Gedung Orion milik departemen pertahanan. Yang penting adalah apa yang ada di lantai tiga ini," terang Prof Gorgo.

"Bukankah di sini terlalu kosong untuk disebut ruang penyimpanan?" celetuk Gama yang kini berdiri bersandar di dinding samping Fiona yang masih duduk meringkuk di lantai.

"Kami tidak mungkin menyimpan mikroorganisme berbahaya di tempat terbuka. Ada tempat khusus yang hanya aku dan profesor lainnya yang tahu," imbuhnya.

"Baiklah lupakan tempatnya. Lalu kenapa hanya kalian yang ada di sini? Bagaimana caranya kalian tidak terinfeksi? Bukannya virus itu menyebar lewat udara?" tanya Himo yang kembali membuat mereka bertiga kasak-kusuk.

"Aku rasa ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan semua ini. Bukankah kita harus segera keluar dan pergi dari sini?" Syam menolak untuk menerangkan lebih lanjut dan hal itu memicu kecurigaan Troy.

"Hei, Dokter. Kenapa terburu-buru? Apa kalian tidak tahu bahwa malam adalah waktunya mereka keluar? Aku jadi penasaran apa yang kalian sembunyikan, huh?" Troy menjejak maju yang kemudian ditahan oleh Gama. "Apa jangan-jangan kalian punya vaksin dan tidak ingin kami mendapatkannya?"

Walau masih ada cahaya yang menyisip masuk melalui ventilasi di bagian teratas ruangan, tetapi warna jingga yang bersinar menandakan malam akan segera tiba.

"Sudah kubilang tidak ada vaksin! Kalau tidak percaya kalian bisa menggeledah tempat ini!" bentak Syam.

"Lalu kenapa kalian berempat tidak ada yang terinfeksi! Lihat ventilasi itu!" Pria besar
Itu menunjuk ke atas.

Run!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang