Bab 18

968 194 12
                                    

Plak!

"Pemberani sekali kamu, Syam. Lain kali kamu mementingkan egomu, aku tidak akan segan-segan melemparmu ke gerombolan mayat hidup itu!" Minsana menampar keras Syam dan mengancamnya kosong.

Rasa mencekit bercampur panas menorehkan luka tidak hanya di pipi, tetapi juga di harga diri yang membakar emosi Syam yang berusia jauh lebih tua. Tangan besarnya sudah bersiap berayun ke wajah Minsana, tetapi kedatangan para tentara dan Fiona membatalkan niatnya.

"Aku mencium aroma pertikaian di sini. Walau aku sangat ingin menyumbang tenaga untuk 'memberi pelajaran' kepada salah satu dari kalian." Troy melirik Syam. "tapi sayang sekali kita harus menunda semua itu. Mereka datang."

Mereka berempat menoleh ke belakang dan melihat satu per satu zombi muncul dari balik semak. Tubuh kaku gemeretak dan warna kulit biru keunguan yang mencolok di antara hijau dedaunan menumbuhkan rasa panik yang sebelumnya mereda.

"Di mana mobilmu?" tanya Gama kepada Syam.

"Di sana!" Dia menunjuk ke arah parkiran yang berada di sisi kiri gedung.

Lari bergerombol hampir tanpa jarak, Syam berhenti di depan sebuah mobil SUV berwarna putih dengan serpihan abu sisa kebakaran gedung.

"Mobil besar, tapi hanya cukup untuk lima orang. Karena bagian belakangnya penuh dengan barang." Syam membuka kunci dan berniat masuk ke kursi pengemudi.

"Buang!" Troy menahan tubuh Syam yang ringkih.

"Tidak—"

"Biarkan saja, Troy. Semua cukup. Kamu dan Himo di sini bersama mereka berdua." Gama menunjuk Minsana dan Yona. "Sisanya di mobil patroli bersamaku."

"Oh, tidak tidak! Aku tidak mau meninggalkan kendaraanku dengan mereka!" tolak Syam sambil mendekap erat kunci mobilnya.

Suara erangan rendah dan kasar menginterupsi perdebatan mereka. Menoleh ke arah taman, tiga zombi sudah mendekat dan tidak sampai hitungan menit mereka akan sedekat jarak antara kedua mata.

"Kita tidak punya waktu untuk berdebat. Kalian masuk!" Troy merebut paksa kunci kendaraan yang digenggam erat dan melemparnya ke arah Himo.

Suara pintu menutup terdengar bergantian. Melihat mereka semua sudah berada di dalam, Gama menarik kerah Syam dan mengajaknya berlari menuju mobil patroli yang terparkir tidak jauh dari sana.

"Jaga mobilku baik-baik!" teriaknya di antara suara gerung mesin kendaraan.

"Prof, ke sini!" Fiona berlari di baris terdepan. Sementara Gama berusaha menghabisi mereka yang tertarik dengan suara keras yang dikeluarkan mobil SUV putih itu.

Dua zombi tumbang dengan darah membasahi tanah. Sedangkan sisanya membenturkan diri ke mobil dan memberi bercak kemerahan di sucinya putih.

Sampai di mobil patroli. Kondisi kendaraan sudah tidak lagi sama seperti sebelumnya. Kaca mobil di bagian penumpang pecah dengan serpihannya tersebar di bagian luar. Lelehan darah yang sebagian  besar mengering menandakan waktu kejadian yang sudah lama berlalu.

"A-apa? Kita naik ini!" pekik Syam. "Apa kalian mau membunuhku? Dengan jendela terbuka lebar seperti itu, zombi akan dengan mudahnya masuk!"

Mereka berdua tidak lagi memedulikan kepanikan Syam dan bergegas membuka pintu untuk mencari keberadaan seseorang yang seharusnya berada di dalam mobil.

"Dia hilang," lirih Fiona sambil bertukar pandang dengan Gama yang sama-sama bingungnya.

Bagaimana mungkin seseorang memilih untuk keluar mobil yang tak terkunci melalui jendela yang kacanya sudah dipastikan lebih tebal dibandingkan kendaraan biasa.

Run!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang