Bab 25

893 188 8
                                    

"Troy, bersiaplah!"

Langkah Prof Gorgo berakhir dua langkah sebelum Kon. Tidak seperti dua peneliti sebelumnya, dia terlihat lebih berani menghadapi arogansi orang gila itu. Walau jantungnya tidak berhenti memukul kencang.

"Apa yang kamu tunggu? Segera cium tanganku dan pindah ke tempat teman-temanmu berada!" Kon terlihat tidak sabar dengan tangan menggantung rendah.

Tidak membalas ucapannya, Prof Gorgo membungkuk dalam dan mendekatkan wajahnya ke punggung tangan kotor yang darinya menguar aroma busuk. Dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana Yona dan Syam bisa tidak muntah saat menciumnya.

"Aku tidak punya waktu sedetik lagi untukmu, Pak Tua. Kalau kamu tidak mau menyatakan setia kepadaku, silakan kembali—"

"Argh!" Prof Gorgo melepas ikatan dengan satu tarikan tangan. Detik berikutnya, kedua lengan pria beruban itu melingkar di pinggang Kon dan mendorong tubuh besarnya.

"Kanan!" Tanpa kalimat lengkap, Himo dan Troy membagi musuh untuk dijatuhkan.

Melihat pemimpinnya diserang, ketiga pria bersenjata itu segera lari ke tempat Kon berdiri. Sementara, Jo dengan pengecutnya mundur mendekat ke pintu dan kedua peneliti berjongkok di pojok ruangan.

Kaki para tentara menendang keras, kepala saling beradu menimbulkan suara dhuak yang ngilu didengar, dan bahu menyudutkan penjaga yang tak lagi sadar.

Himo memutar tubuh dan meraba tubuh penjaga yang tersudut. Tangan bergerilya ke sekeliling pinggang, kantong celana, kemudian turun ke pergelangan kaki. Benda yang dicari akhirnya berada di tangannya, sebuah pisau.

Jempol mendorong dan pisau keluar dari sarungnya. Diikuti gerakan memutar, benda tajam itu akhirnya memutus tali yang melilit tangannya dengan mudah.

Sementara itu, Prof Gorgo beberapa kali menerima pukulan di punggung dan tendangan lutut di perut. Pekik kesakitan menggema, darah mengalir lambat dari sudut mulut, tetapi tidak sedikit pun lilitan lengannya merenggang. Kon tetap terjebak dalam frustasi.

"Him, bantu aku!" teriak Troy yang kini berjibaku melawan dua penjaga yang jauh lebih ahli dalam bela diri.

Himo melempar pisau ke tangan salah satu penjaga. Teriak kesakitan diikuti dilepasnya senjata dimanfaatkan Troy untuk menyepak kepala musuh. Lalu, menarik pisau yang tertancap untuk melepas ikatannya.

Kembali melawan musuh dengan dua tangan, Troy dengan mudahnya menjatuhkan pria bersama senjatanya. Melihat pistol tergelincir ke lantai dan berakhir di kaki Jo yang berdiri resah, dia segera meluncur untuk mengambil. Namun, terlambat.

"Berhenti! Angkat tangan kalian!" Ancaman pistol Jo menghentikan keributan.

Troy yang baru menarik napas lega setelah ikatannya terlepas, kembali terlihat masam. Sedangkan, Himo yang tengah bersiap melampiaskan emosinya ke Kon berhenti sebelum bogem mentahnya sampai wajah.

"Angkat tangan kalian dan lepaskan Tuan Kon!" perintahnya berlagak galak dengan tangan bergetar ringan.

Jarak yang pendek antara sang tentara dan Jo seharusnya menghentikannya untuk berbuat nekat. Namun, bukan Troy namanya jika menyerah pada makhluk lemah. "Oh, tidak. Tidak kali ini!"

Berlari zig-zag, dia menghindari tembakan yang dilepaskan Jo. Saat jarak terpangkas, kakinya terangkat tinggi dan melambungkan pistol ke udara. Perbedaan tinggi badan yang signifikan, memudahkan Troy untuk merebut pistol dan membalik keadaan.

Run!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang