Seoul, 2002
Jeon Jina kembali berjalan kaki saat pulang sekolah, ah sial. Dirinya ditinggal lagi oleh kakaknya. Tadi saat hendak pulang, Seun menyuruhnya untuk membeli minuman di kantin. Namun saat kembali, sekolah sudah terlihat sepi. Jeon Seun, meninggalkannya.
Beruntung jarak sekolah dan rumahnya tidak terlalu jauh. Dan bukan pertama kalinya ia jalan kaki saat pulang sekolah. Padahal kemarin seingat Jina, Seun sudah diberi teguran oleh bibi, bahkan Seun sudah berjanji pada bibi untuk tidak meninggalkan dirinya lagi. Namun sepertinya teguran itu sia sia.
Jina menghentikan langkahnya ketika sampai tepat didepan rumah saat dirinya terjatuh kemarin. Dari kejauhan, Ia menatap anak laki-laki yang kemarin menolongnya tengah duduk didepan sembari memakan es krim sendiri.
Anak laki-laki itupun menyadari keberadaan Jina, ia tersenyum menghampiri gadis kecil itu.
"Haloo"
Jina tidak merespon dan hanya menundukkan pandangannya.
"Sudah diobatin lukanya?"
Gadis kecil itu mengangguk mengiyakan.
"Kamu habis sekolah?"
"I-iyya" Jina mendongak menatap anak laki-laki itu, lebih tepatnya menatap es krim yang dipegang oleh anak itu. Itu es krim rasa strawberry. Kesukaan Jina.
Merasa jika gadis dihadapannya ini memperhatikan es krimnya terus menerus ia tersenyum kecil. "Kamu mau ini?"
Jina menggeleng sebagai jawaban. Dalam hatinya ia membenarkan ucapan anak laki-laki itu.
"Nggak papa ini–eh tapi udah habis" Ucap anak laki-laki itu ketika melihat es krim yang berada di cupnya sudah tak bersisa.
"Maaf ya, aku nggak tau kalau udah habis." Lanjutnya merasa bersalah.
Jina tersenyum melihat anak laki-laki didepannya memasang wajah cemberut.
Jika boleh jujur, ini pertama kalinya ada anak yang mengajaknya bicara dengan lembut. Lebih tepatnya, semua teman kelasnya tidak ingin berbicara padanya, mungkin jika berbicara pasti ujung-ujungnya mengejek."Nggak papa"
"Besok aku beliin deh, Janji. Kamu besok kesini aja sepulang sekolah"
Jina terlihat sedikit terkejut mendengar ucapan anak laki laki itu, ia memiringkan kepala, "Janji?"
"Iya, Janji."
☆☆☆
Setelah menelfon Yoora yang merupakan tangan kanannya, Jina memberitahukan bahwa dirinya hari ini akan terlambat untuk ke caffe, alasannya tentu saja karena orang tuanya ingin membicarakan sesuatu yang katanya penting. Ia pun terlihat tergesa menuruni anak tangga. Sudah terlihat kedua orang tuanya juga Seun kakaknya sedang berkumpul diruang tengah."Jina-ya, kemarilah." titah laki-laki itu sembari tersenyum menyambut Jina, merentangkan kedua tangan, ia merasa senang kembali bertemu dengan putrinya.
Jina berlari kecil, berhambur kepelukan Jeon Hansung "I miss u papa.."
"Hahaha, Miss u too princess. I miss u too..." Ucap tuan Jeon, mengelus pelan pundak putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fanfictionkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)