Saat ini Jina tengah tertidur memunggungi Jake yang sedang berkutik dengan laptopnya. Sekitar tiga puluh menit lalu mereka berdebat hanya karena masalah tidur. Tidak ada sofa dikamar Jake, dan tentunya salah satu dari mereka tidak mungkin tidur dikamar lain karena pasti akan menjadi pertanyaan.
Padahal Jake tadi sudah menawarkan dirinya untuk tidur diruangan kerjanya namun Jina sontak menolak, karena ini kamar pria tersebut. Jadilah saat ini mereka berada diranjang takkala jina tadi berucap "Ngga papa, cuma tidur"
Jake sebenarnya tidak mempermasalahkan hal tersebut, justru dirinya hanya memikirkan Jina. Tapi sepertinya kata 'cuma tidur' yang Jina ucapkan tadi tidak berdampak se enteng yang gadis itu ucap. Karena sekarang Jina justru tidak bisa tidur, gadis itu hanya memejamkan matanya, dan tidak benar benar tertidur.
Jina membuka mata ketika samar mendengar suara Jake mengangkat panggilan dari seseorang.
"Iya Minjeong-ah?"
"..."
"Belum"
"..."
"Sedang saya cek"
"..."
"Iya, terimakasih. Hanya beberapa yang kurang, kamu tidur saja, kita bahas besok dikantor"
"..."
"Tentu"
"..."
"Oke good night, sleep tight"
Setelah panggilan terputus, Jake kembali memfokuskan atensinya ke laptop.
Minjeong?
Jina yang sedari tadi mendengar percakapan mereka pun bertanya tanya untuk apa Minjeong menghubungi Jake tengah malam begini?
Urusan kerja? Aku ngga pernah tuh nelfon pak Jay tengah malem buat bahas kerja.
Jina kembali terdiam dan menerka nerka.
Eh, pernah sih. Tapi kalau penting.
Gadis itu kemudian menggeleng pelan lalu beranjak untuk duduk.
Jake sontak menoleh melihat Jina. "Belum tidur, Ji?"
"Kebangun, aku haus."
"Kirain belum"
"Kamu kenapa belum tidur?" Tanya Jina.
"Sedang mengecek laporan" Jawab Jake.
"Oh.."
Jake lantas mengesampingkan laptop dari pangkuannya kemudian beranjak menuangkan air putih ke dalam gelas yang berada di meja sampingnya.
"Aku kira kamu kebangun gara gara suara laptopku" Ujar Jake, pria itu lalu menyerahkan gelas yang berisi air putih itu ke Jina. "Ini"
Jina terdiam beberapa saat, gadis tersebut lalu menerima gelas yang disodorkan Jake.
"Thanks" Ucapnya kemudian meneguk air itu.
"Kamu ngga ngantuk?" Tanya Jina setelah menyerahkan kembali gelas tersebut.
Jake lalu meletakkan gelas dimeja kemudian mendudukkan dirinya diranjang. "Belum, mungkin karena tadi aku minum kopi"
"Kamu harus kurangin minum kopi"
"Ucap seseorang yang juga hobi minum kopi" Ujar Jake.
"Iya sih.."
Keduanya lantas terkekeh kecil menertawai kekonyolan mereka. Jina kemudian kembali merebahkan tubuh dan menarik selimut hingga menutupi wajahnya.
"Aku ngga bisa tidur.." Ujar Jina lirih dari dalam selimut yang masih bisa terdengar oleh laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fanfictionkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)