"Jake, lo dimana?"
Pria yang tengah mengerjakan pekerjaan kantornya saat tengah malam itu kembali memfokuskan atensinya lagi menghadap laptop setelah menekan tombol hijau di ponselnya.
"Rumah, lagi nyelesain kerja" Ujar Jake, jarinya masih dengan lincah menyusuri laptop dan memfokuskan mata menatap layar itu.
"Gue tau ini ganggu banget, tapi gue harus cepet cepet ngasih tau lo ini"
"Apa? Tudep hoon. Pekerjaan gue banyak, gara gara ke pending. Mau nyelesain sebelum hari-h"
Terdengar kekehan dari seseorang di seberang sana. "Lagian gue bantu ngga mau"
"Ngga, selagi gue bisa, gue lakuin. Lo fokus aja cari tau yang gue suruh"
"Nah itu dia yang mau gue omongin, gue udah nemu semua data Jina di panti asuhan, bahkan tentang asal usul keluarga nya"
Jake menghentikan aktivitasnya setelah mendengar perkataan Sunghoon. Pria itu kemudian meraih ponselnya yang tergeletak dimeja lalu membawa benda pipih itu ke telinga.
"Lo dimana?"
"Buset, mau apa? Sekarang banget ngomongin nya?"
"Iya, dimana sekarang?"
"Katanya mau nyelesain pekerjaan lo?"
"Itu bisa nanti. Lo dimana? Buru"
"Gue baru sampai apart, mau tidur anjir besok aja lah"
Jake mematikan sepihak sambungan telefonnya. Pria itu kemudian membereskan berkas berkas dan mematikan laptopnya lalu bergegas mengambil jaket dan kunci mobil untuk pergi menemui Sunghoon.
☆☆☆
Saat ini Jina tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota Seoul setelah dari butik yang sama seperti saat dirinya memilih gaun pertunangan. Tadi Jina ditemani Aeri memilih baju pengantin karena Jake sedang ada ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan, katanya.
Aeri mengajak Jina untuk berbelanja keperluan rumah tangga yang akan diletakkan di rumahnya nanti bersama Jake, ralat lebih tepatnya rumah Jake. Jangan tanya betapa terkejutnya Jina beberapa hari lalu setelah acara pertunangan ketika Jake memberi tahu bahwa dirinya dan Jake setelah menikah akan menempati rumah yang sudah ia beli.
Jina sedari tadi mendengarkan dengan serius wanita yang tengah menggendong Ara itu bercerita mengenai Jake, tentang makanan yang pria itu suka dan tidak suka. "Jina kalau lagi malas masak suruh pembantu aja, nanti bunda carikan pembantu"
Jina menggeleng pelan "Engga bun, Jina suka masak kok"
Aeri tersenyum lembut "Iya Jina, tapi tetep nanti bunda carikan pembantu buat bantuin pekerjaan rumah tangga, ya?"
"Iya, terimakasih bunda"
"Jake itu anak yang manis, baik, sopan, pintar" Aeri terkekeh pelan sebelum melanjutkan ceritanya "Gimana ya, kayaknya bunda terlihat sombong kah muji anak sendiri?"
Jina ikut menampilkan senyumnya "Engga bundaa"
"Tapi memang kenyataannya begitu, bunda ajak dia pindah ke Australia sejak berumur 7 tahun, dia dengan cepat belajar bahasa Inggris dan menyesuaikan diri disana. Jake juga pinter menyesuaikan diri ketika kembali ke Korea, anak itu juga sopan, ngga pernah macem macem walaupun tinggal di Australia. Jake juga ngga suka mabuk mabukan, atau gonta ganti cewek. Takut dimarahin bunda katanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fanfictionkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)