"Vanishing Twin Syndrome, kondisi dimana salah satu janin menghilang dalam kandungan. Kondisi ini terjadi karena salah satu janin tidak berkembang sepenuhnya. Begitu bayinya berhenti berkembang, jaringan janin diserap oleh kembarannya yang masih hidup. Nona Jina mengalami keguguran yang menyebabkan kehamilan kembar menjadi kehamilan tunggal."Dengan kata lain, Jake kehilangan salah satu anaknya. Tubuhnya spontan melemas, pria itu terhuyung kehilangan keseimbangan. Melangkah mundur, tangannya segera meraih tembok untuk menopang mempertahankan keseimbangannya.
Jina benar-benar hamil. Kalimat terakhir yang perempuan itu ucapkan sebelum kehilangan kesadaran berputar penuh dalam kepalanya.
"Tolong, selamatkan bayi kita.."
Suaranya bergetar, raut wajah penuh permohonan, Jina-nya mengerang kesakitan. Seharusnya saat itu Jake tahu, saat perempuan itu terlihat berulang kali menyentuh perutnya. Tidak, saat perempuan itu mendatanginya di kantor. Seharusnya saat itu Jake tahu jika Jina sedang hamil.
Seharusnya, ia menyadarinya.
"Lalu, bagaimana keadaan istri saya sekarang, dok?" Kendati tenggorokannya terasa tercekat untuk mengeluarkan suara, Jake masih bertanya. Ia ingin mengetahui keadaan Jina.
"Sudah membaik, namun saya tidak dapat menjamin jika nona Jina mengetahui ini. Oleh karena itu, tolong jangan biarkan nona Jina mengalami stres."
Jake mengangguk, setelehnya beberapa kali mengucapkan Terima kasih pada dokter perempuan itu sebelum melenggang pergi.
Pria itu mendudukkan diri. Dadanya terasa sangat sesak. Sekelibat bayangan saat Jina menyinggung mengenai buah hati kembali terputar di kepalanya.
"Dan saat hari itu benar benar terjadi, saat aku menjadi seorang ayah, maka aku akan menjadi orang yang paling bahagia didunia ini."
Saat hari itu. Hari ini. Hari yang harusnya membuatnya menjadi orang yang paling bahagia didunia.
Seharusnya ia bahagia, seharusnya kabar kehamilan jina membuatnya bahagia, seharusnya tidak diselingi rasa pahit di dalamnya. Seharusnya, rasa sakit tidak membersamainya.
Bayi mereka kembar. Ada dua bayi disana. Namun sekarang tersisa satu, Jake telah kehilangan salah satu anaknya sebelum ia sempat melihatnya terlahir ke dunia.
Pria itu menunduk, tangannya terkepal kuat. Sangat kuat sehingga tubuhnya gemetar, mati matian menahan tangis namun dadanya seolah ditikam oleh pisau yang tajam, dijatuhi oleh batu besar.
Jina kesakitan, Jina ketakutan, Jina-nya berusaha menjelaskan. Namun dirinya tak sekalipun menoleh untuk mendengarkan. Ia tak sedikitpun menyadari perubahan kecil dari tubuh istrinya yang terlihat lemah, terlihat pucat.
Jake mengerang, pria itu berdiri, memukul tembok dengan sangat kuat. Pandangannya mengabur akibat air yang sudah membendung dipelupuk matanya. Seluruh tubuhnya gemetar, pria itu menangis.
Untuk pertama kalinya ia merasakan sesakit ini dalam hidupnya. Melihat Jina yang mati matian berusaha menjelaskan, melihat istrinya yang menanggung semua beban sendirian, kehilangan anaknya yang belum sempat ia lihat. Dan itu semua karena dirinya.
Jake berani bersumpah, sakit sekali rasanya.
Apa yang harus ia lakukan setelah ini? Jake merasa gagal, dirinya sudah gagal menjadi suami sekaligus ayah. Hukuman ini terlalu menyakitkan.
Pria itu bersandar pada tembok, menatap langit langit bangunan rumah sakit ini. Ia sudah tak mempunyai harapan lagi, ia sudah menyakiti Jina dengan sebegitunya. Ia sudah menyakiti Jina-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fanfictionkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)