☆49

665 68 13
                                    

Jina sayang 🤍
Jake, maaf. Aku melarikan diri.
Aku mencintai kak Heeseung, bahkan hingga sekarang. Tolong lupakan aku, tolong biarkan aku bersama kak Heeseung.

-

Jake terus saja memandangi pesan yang Jina kirim untuknya. Sangat ingin tak mempercayai hal tersebut, namun terpampang jelas jika Jina yang mengirimkan pesan itu. Juga mengenai istrinya yang hilang entah kemana, mungkinkah pesan itu merupakan sebuah jawaban yang memang seharusnya ia menghentikan pencarian sejak tadi?

Namun hati kecilnya masih enggan menerima, setelah semuanya, jika memang Jina berbohong saat mengatakan bahwa perempuan itu mencintainya, mengapa Jina bertindak sejauh itu untuk membohongi dirinya? Mengapa Jina benar benar terlihat tulus saat mengatakan bahwa wanita itu mencintainya?

Tunggu. Ia memang harus menunggu. Ia memang harus memastikan semua sendiri, sekali lagi. Ia akan bertanya sekali lagi pada istrinya, apakah Jina benar benar mencintainya, apakah Jina benar benar ingin menghabiskan sisa hidup bersamanya, atau Jina ingin kembali bersama Heeseung. Jake harus memastikannya sendiri.

Laki-laki itu menghela napas, dengan pikiran yang seakan menumpuk, ia memandang jalanan dengan rasa cemas lewat kaca mobil. Malam semakin larut namun belum ada kabar dari anak buah Haruto yang ditugaskan untuk mencari Jina. Apakah Jina benar benar pergi bersama kakaknya, Lee Heeseung?

Jake mengusap rambutnya, memejamkan mata. Ia lantas membuka handphone kembali, kali ini memilih menelpon Jina. Pria itu sudah cukup mengumpulkan nyali untuk menghadapi apa yang Jina katakan nanti.

Satu kali panggilan, Jina tak menjawabnya. Jake merasakan jantungnya mencelos. Ia mencoba menghubungi untuk kedua kalinya, namun handphone miliknya tiba-tiba saja mati.

"Ck"

Haruto yang tengah fokus menyetir kini mengalihkan pandangan melirik Jake disampingnya.

"Kenapa? Belum ada info dari anak buah gue?"

Jake menggeleng. "Belum. HP gue mati, kehabisan daya"

"Tuh ada powerbank. Pake"

Jake mengangguk, pria itu segera mengambil powerbank milik Haruto lantas mengalihkan atensi ketika mendengar handphone Haruto berdering.

"Anak buah gue" Haruto menyerahkan handphonenya. "Lo aja yang angkat"

Jake segera mengambil alih handphone itu, lalu mengangkat panggilan dari anak buah Haruto. Jantungnya berdetak tak karuan, semoga berita bagus yang ia dengar.

"Halo, iya saya Jake. Sudah dapat info mengenai keberadaan istri saya?"

"Kami sudah menemukan lokasi keberadaan istri anda, tuan Jake."

"Dimana?"

"Didepan sebuah minimarket. Tapi nona Jina tidak terlihat sendiri, dia bersama seseorang"

Jake terdiam. Setengah dari dirinya seolah menolak untuk bertanya lebih jauh. Namun ia harus benar benar memastikan.

"Siapa?"

"Seorang laki-laki. Saya kirimkan fotonya."

Jake, pria itu menghela napas panjang. Isi kepalanya seolah ricuh menebak seseorang yang tengah bersama Jina saat ini. Dengan segera ia membuka foto yang anak buah Haruto kirimkan.

Itu Jina.

Benar benar Jina.

Didepan sebuah minimarket. Namun pakaian wanita itu terlihat basah, dengan jaket seorang pria yang membungkus tubuh wanita itu. Juga dengan seorang pria yang tengah memeluk wanita itu. Wajah pria itu tidak nampak jelas, sebab membelakangi kamera. Namun Jake tahu dengan pasti, dari postur tubuh pria itu.

UNCONDITIONALLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang