Absen vote yuuuk, votter keberapa nih seng sengku? 😍
Happy Reading y'all 🤍FYI aja aku nulis ini sambil dengerin lagu yang sad sad tauu sesek beneran😭
Salah satunya lagu judulnya bunga abadi, gatau nyambung ga ke kalian tapi aku nangis dengerinnya😭---
"Ke dokter ya, Ji?"
Chaehyun melangkah menghampiri Jeon Jina yang tengah berdiri pada balkon sembari memandangi langit malam. Perempuan itu terlihat fokus menatap bulan sabit yang nampak jelas, rambutnya yang terurai sesekali bergoyang karena hembusan angin malam.
Jina menoleh, mengulas senyum tipis, perempuan itu menggeleng. "Enggak perlu, ce."
Chaehyun mengulurkan gelas berisi teh hangat yang langsung Jina terima dengan senang hati.
"Bingung banget gue Ji, serius." Gadis itu menghela napas, memijat pelipisnya sesaat. "Lu mau apa? Makan ini ga bisa, makan itu gabisa. Makan ini mual, makan itu mual. Terus lu mau makan apa, Ji?"
Menyesap teh hangatnya, Jina lagi lagi menggeleng. Ia sendiri tidak tahu harus bagaimana. Melihat makanan saja terkadang langsung membuatnya merasa mual. Bahkan pernah beberapa kali Jina hanya memakan salad buah dan juga sereal.
"Gue panggilin dokter Giselle ya?"
"Dia bukan dokter kandungan, Ce."
Lagi lagi Chaehyun hanya menghela napas panjang sembari mengusap rambutnya frustasi. Jina yang tiba-tiba teringat akan sesuatu kini menoleh menatap Chaehyun.
"Chaehyun-ah. Tolong anterin aku pulang sebentar bisa?"
"Pulang?" Chaehyun mengernyit yang langsung dibalas anggukan oleh Jina.
"Kerumah kamu.. sama Jake?"
"Iya" Jina menyahut. "Sekarang."
"Mau apa?"
Jina terdiam sesaat, perempuan itu lantas kembali menyahut. "Hmmm, aku cuma pengen pulang sebentar."
Chaehyun sendiri sebenarnya ragu menuruti permintaan Jina, ia takut jika Jina malah akan kembali merasa sedih memikirkan Jake dan malah semakin bisa membahayakan kesehatannya. Namun melihat Jina yang meminta dengan begitu tulus, ia merasa tidak tega untuk menolak permintaan itu.
Akhirnya gadis itu mengangguk, menyetujui permintaan Jina. "Tapi jangan mikir yang aneh aneh ya? Maksudnya jangan terlalu overthinking, oke?"
Jina mengulas senyum tipis. "Janji."
☆☆☆
Jina berjalan perlahan memasuki kamar Jake dengan perasaan sesak yang menyelimuti. Netranya yang mulai memanas menyusuri ruangan itu, mengamati sekeliling satu persatu tanpa celah. Tatapannya berhenti pada sebuah foto yang terletak di nakas samping tempat tidur.
Ada beberapa foto disana, foto pernikahannya dengan Jake, foto Jake yang diambil olehnya, serta foto dirinya yang tengah tersenyum saat berada di Paris.
Jina berjalan mendekat, mengambil foto Jake yang ia potret menggunakan ponsel miliknya saat pria itu tengah menunggu makanan di sebuah kedai kecil, pria itu terlihat fokus menonton film melalui handphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fiksi Penggemarkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)