"Brengsek!! Jangan sentuh Jina sedikitpun atau kalian mati ditangan saya!!"Heeseung memggeram, memukul setir ketika melihat sebuah foto Jina yang tak sadarkan diri didalam sebuah mobil.
"Bagaimana? Sudah lihat fotonya? Itu tergantung anda tuan. Jika ketahuan memanggil polisi, pisau yang saya pegang mungkin bisa menggores sedikit luka pada kulit pucat perempuan ini"
Tut.
Seorang pria yang menelpon dirinya melalui ponsel Jina memutuskan sepihak sambungan teleponnya setelah berkata demikian. Lee Heeseung segera menambah kecepatan dengan rasa panik yang benar benar menjalar. Ia bahkan menerobos lampu lalu lintas dan berkendara ugal ugalan. Ia hanya ingin cepat menyelamatkan Jina.
Heeseung tahu tempat itu, disekitar hutan menuju desa terpencil yang memang jarang sekali orang berkendara di area itu. Penculik itu benar benar pandai mencari tempat sepi agar Heeseung tidak bisa meminta bantuan. Tapi persetan, ia bisa menghabisi mereka sendirian.
"Bedebah!"
Heeseung mengumpat ketika melihat salah seorang pria bersender di mobil menggunakan payung dengan seringai yang mengejek. Itu orangnya. Dirinya segera menghentikan mobil dan tanpa aba aba langsung keluar menarik kerah jaket pria itu tanpa peduli dengan hujan yang mengguyur sangat deras.
"KAMU APAIN JINA, BRENGSEK?! BEDEBAH GILA, JANGAN MACAM MACAM SAMA SAYA!"
BUGGH!!
Lee Heeseung melayangkan satu pukulan cukup keras pada pria itu.
BUGGH!!
Pria kekar itu membalas pukulan Heeseung tanpa aba aba. Hingga laki-laki itu tersungkur jatuh.
"Berani beraninya kamu nyentuh Jina?!!"
Lee Heeseung menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya, ia bangkit lalu dengan segera kembali menghajar laki laki itu bertubi-tubi tanpa ampun.
Jeon Jina yang kesadarannya mulai kembali, perempuan itu mendengar keributan dari luar mobil. Ia membuka matanya, mengerjap ketika menyadari dirinya berada di dalam mobil dan mengingat kejadian saat di halte.
Perempuan itu sontak menjerit, menangis dan merintih kesakitan sebab berusaha membuka tali yang mengikat pergelangan tangannya.
"Diam!!"
Pria pada kursi depan yang terkejut melihat Jina sudah sadarkan diripun mencoba membekap mulut Jina lagi menggunakan saput tangan. Namun perempuan itu memberontak, ia menendang nendang kursi dan masih berusaha membuka ikatan tali.
"Lepas!!"
Jina menggigit tangan pria itu sehingga ia terlihat sangat kesakitan. Dirinya menggunakan kesempatan tersebut untuk membuka ikatan tali itu menggunakan gigi. Dengan isak tangis yang masih bergetar, ia mencoba sebisa mungkin untuk keluar dari mobil ini.
"Jina??! Kamu di dalam??!! Jina buka pintunya Ji!!"
Heeseung menepuk-nepuk kaca mobil untuk menyadarkan Jina, laki-laki itu berusaha membuka pintu mobil saat pria yang sudah babak belur ia pukuli tersungkur ke tanah.
"Kak?!! Kak Heeseung tolong aku.."
Ikatannya terbuka. Jina bernapas lega. Ia mencoba membuka pintu mobil namun pria yang didepannya kini berpindah duduk dibelakang sambil menahan dirinya. Pria itu membekap mulutnya.
"Mau kemana kamu hah?!!"
Jina lagi lagi memberontak, ia menggeleng kencang dan lagi lagi menggigit tangan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fiksi Penggemarkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)