☆04

2.5K 303 0
                                    

Setelah dari panti asuhan, sesuai dengan keinginan Chaeyun, kedua gadis itu saat ini berada di pasar malam dekat sungai Han yang terlihat ramai. Chaeyun dengan semangat menggandeng Jina menyusuri jalan yang terdapat berbagai macam penjual makanan.

"Mau beli apa dulu Ji?" tanya Chaeyun ditengah perjalanan mereka.

Jina melihat sekeliling penjual makanan, matanya menangkap penjual tteokbokki yang terlihat menarik. Dari pagi Jina belum makan dan setelah bertemu chaeyun mood nya membaik dan membuatnya memiliki nafsu makan lagi.

"Laper ce, belum makan.." Lirih Jina lemas.

"Dari pagi?"

Jina mengangguk membenarkan.

"Ck, jangan nyiksa diri sendiri kaya gitu Ji, lo belum bahagia belum boleh mati." Chaeyun menarik lengan Jina dan membawa gadis itu ke kedai tteokbokki yang Jina mau.

Terlihat keduanya memakan kue beras pedas itu dengan lahap, terutama Jina yang sudah menghabiskan dua porsi mangkuk. Chaeyun sendiri sampai heran, dirinya satu saja belum habis, Jina malah sudah mau meghabiskan porsi kedua.

"Laper apa doyan bu?"

Jina terkekeh mendengar perkataan Chaeyun "Dua duanya sih ini"

Setelah menghabiskan tteokbokki, kedua gadis itu lanjut meyusuri jalan dan membeli aneka makanan. "Mau itu ce, lo tunggu disini bentar"

"Eh ini aja belum ke beli Ji, mau beli apalagi?" ujar Chaeyun menghentikan Jina, pasalnya saat ini mereka tengah berada di antrian es krim. Namun Jina sudah lebih dulu meminta yang lain.

"Mau churros, udah kamu disini aja ngantri ini. Aku mau beli itu." Jina melangkahkan kakinya meninggalkan Chaeyun dan menghampiri penjual Churros yang terletak di seberang jalan.

Chaeyun menghela napas prustasi lalu menggelengkan kepalanya "Padahal udah jajan banyak tadi"

Ditengah antrian membeli es krim, Chaeyun membuka ponsel nya untuk menghilangkan bosan. Dia tersenyum membaca pesan dari kekasihnya yang mengkhawatirkan dirinya. Memang dari tadi dia belum sempat membuka benda pipih itu, apalagi membalas pesan Jungwon.

"Kim Chaehyun"

Chaeyun sedikit tersentak ketika mendengar seseorang memanggilnya, dia membalikkan badan dan mendapati seorang pria yang ia kenal. "K-kak Heesung?"

"Ah, benar ternyata. Ini kim chaeyun kan?"

"I-iya kak hee"

Laki-laki itu terkekeh "Apa kabar ce? Kamu kenapa terlihat kaget sekali? seperti bertemu setan"

"Eh- anu maaf kak. Baik, aku baik kok. Abis udah lama ngga ketemu jadi kaget hehe, kakak sendiri gimana kabarnya?" Ujar Chaeyun gelagapan, dirinya merasa tidak enak. Lalu mata gadis itu menangkap sosok anak kecil yang berada di samping Heesung tengah menggenggam tangan pria itu.

"Baik juga, kamu kesini sendiri?"

"Anu sama..." Chaeyun menjeda sejenak perkataannya.

"Sama?"

"Sama Jina. Kakak ingat Jina kan?"

Heesung tersenyum lalu mengangguk "Ingat, mana mungkin saya lupa"

"Eh-iya hehe.." Jawab Chaeyun salah tingkah, pandangan gadis itu terus saja menatap anak perempuan yang juga tengah menatap dirinya. Pikiran Chaeyun sudah beranjak kemana mana. Dia sudah memikirkan bagaimana jika anak perempuan itu adalah anak Heesung, dan bagaimana jika Jina mengetahuinya.

"Lalu, dimana Jina?"

"Anu, lagi beli-"

"Ce, sorry. Nih tolong pegang dulu, gue mau nelfon papa, tadi pas gue beli Churros belum sempet ngangkat telfonnya" Perkataan Chaeyun terpotong saat tiba tiba Jina datang dari arah samping dan menyerahkan satu cup berisi Churros.

UNCONDITIONALLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang