Terhitung sudah lima hari Chaeyun mendiamkan Jina, setelah kejadian saat dirumah keluarga Shim, Jina dan Jake juga sama sekali tidak berinteraksi seperti biasanya. Jina yang masih kesal dengan perlakuan Jake waktu itu, juga Jake sendiri yang jarang pulang ke rumah.
Jake selalu mendahuluinya berangkat ke kantor saat pagi, dan pulang sangat larut sehingga Jina jarang bertemu laki-laki tersebut.
Jina saat ini tengah menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri, gadis itu hanya membuat sandwich dan segelas susu coklat. Dirinya berencana akan mengajak Chaeyun berbaikan hari ini, gadis itu merindukan sahabatnya.
Setelah semuanya siap, Jina kemudian membawa sandwich dan segelas susu itu ke ruang tengah. Dirinya memang lebih suka memakan sarapan sembari menonton TV.
Ditengah aktivitas menyantap sarapannya, Jake terlihat menuruni anak tangga dan sudah rapi dengan pakaian kantornya. Gadis tersebut hanya melirik Jake sekilas kemudian memfokuskan lagi atensinya pada layar TV.
"Ji"
Laki-laki tersebut menghampiri Jina lantas mendudukkan dirinya disebelah gadis itu.
Jina hanya terdiam, tidak merespon Jake dan masih sibuk dengan aktivitas makannya.
"Jina"
Jina mengambil gelas yang berada dimeja depannya kemudian meneguk minuman tersebut. Mengabaikan Jake seolah olah pria itu tidak berada disana.
"Shim Jina"
Jina lantas terbatuk ketika mendengar Jake memanggilnya seperti itu. Dirinya terlampau terkejut.
"Apa?" Tanyanya menoleh menatap Jake.
"I'm sorry"
Jina terdiam sesaat, kemudian kembali memakan sandwichnya. Sungguh, gadis itu masih merasa kesal.
"Maaf"
Jake menghentikan aktivitas Jina dengan perlahan menurunkan tangan gadis itu ketika akan melahap sandwich lagi. "Jina, dengerin aku.."
"Apa lagi?" Jina kembali menoleh.
"Aku minta maaf"
"Maaf kenapa?"
"Atas kejadian waktu itu"
"Aku kesel."
"Iya, maaf"
Jina mendengus sebal, kemudian mengalihkan pandangan, mengingat kejadian tersebut membuat dirinya ingin menangis lagi. "Aku ngga suka.."
"I know, sorry"
"Kamu kasar"
"Maaf"
Sebenarnya Jake sendiri memiliki alasan atas perbuatannya waktu itu. Dirinya kalut terbawa emosi, karena pria itu berpikir Heesung menyakiti Jina. Dan saat Heesung mengetuk pintu, Jake sengaja melakukan hal tersebut.
"Kamu nakutin tau ga" Cicit Jina.
"Sorry.."
"Jangan gitu lagi"
"Yes, ma'am"
Jina sontak menoleh ka arah Jake "Apa sih?"
Jake terkekeh melihat ekspresi gadis itu, menggemaskan menurutnya. "Jadi di maaf in?"
"Iya"
"Iya apa?"
"Mau aku pukul?"
"Mau"
Dengan gesit, tangan Jina memukul lengan Jake sekaligus melampiaskan rasa kesalnya, sedangkan Jake lagi lagi terkekeh karena pukulan Jina sama sekali tidak terasa sakit. "Mau sandwich Ji"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fanfictionkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)