Setelah membersihkan make up dan berganti pakaian, Jina mengambil sweater dilemari lalu menyempatkan mematikan ponsel sejenak. Gadis itu merasa ingin mencari udara segar setelah pulang dari pertemuannya dengan keluarga Shim.
Sebelumnya Jina menyempatkan diri ke dapur berniat untuk meneguk minuman yang ada dikulkas. Saat didapur Jina melihat kakaknya yang juga tengah berdiri disana.
"Eh Jina, mau minum?" Seeun tersenyum lalu mengambil botol air kemudian menuangkannya di gelas dan menyodorkan nya kepada Jina.
Sebenarnya Jina hendak menolak tapi dia sedang tidak mau mencari ribut dengan Seeun, jadi dia menerima gelas itu kemudian meneguk airnya.
"Kaget ya Ji, ketemu Heesung"
Jina tidak merespon dan beralih menaruh gelas ke tempat cucian.
Seeun mendesis pelan "Cakep juga ya Ji, pacaran sama kakaknya nikah sama adiknya. Udah merasa cantik belum?"
Jina tidak memperdulikan ucapan Seeun sama sekali dan hendak melenggang pergi, namun Seeun lebih dulu menahan tangannya.
"Kak, lepas" Ujar Jina.
"Kalau Jake tau lo mantan Heesung, gimana ya reaksinya"
Jina terdiam, gadis itu menahan amarah.
"Apalagi gue denger dulu lu pernah make out ya sama Heesung?"
"Kak!" Jina melepas cekalan tangan Seeun di pergelangan tangannya secara paksa.
"Jangan ngawur. Nggak usah nuduh yang engga engga. Kakak ngga tau apa apa" Lanjutnya.
Seeun mendengus "Santai aja kali gue cuma nanya, kok sensi? Berarti bener?"
"Kakak pikir aku serendah itu? Mau kakak apasih? Aku udah nurutin semua kemauan kakak. Stop ikut campur kedalam kehidupan aku kak, aku udah capek."
"Mau gue? Mau gue lo menderita! Lo udah ngerebut kebahagiaan gue. Lo ambil semua punya gue. Dan gue gaakan biarin hidup lo tenang, Jina."
Seeun semakin mendekat ke arah Jina, dan perlahan mengusap surai gadis itu lalu menariknya. "Gue gaakan berhenti ikut campur dalam kehidupan lo, bahkan sekalipun lo sujud sujud di kaki gue"
Seeun mendorong tubuh Jina sebelum melenggang pergi meninggalkan gadis itu.
☆☆☆
Disisi lain Heesung terlihat tengah meninju samsak yang berada di kamarnya, pria itu terlihat melampiaskan amarah. Heesung menggeram, memukul samsak dengan tangan kosong yang membuat tangannya terluka. Dirinya sudah mengetahui jika Jake akan dijodohkan, namun dia tidak menduga sama sekali jika perempuan itu adalah Jina.
Heesung masih terbayang akan momennya saat di meja makan tadi. Saat mamanya terang terangan mengenalkannya dengan calon istri Jake. Dia ingat jelas wajah cantik gadisnya yang penuh dengan kepalsuan. Senyum dan juga tawa palsu yang Jina tampilkan namun tidak dengan tatapan gadis itu.
"Arghhhh" Final Heesung memegangi tangannya yang sedikit mengeluarkan darah akibat pukulan yang begitu kencang.
Heesung beranjak mengambil ponsel yang tergeletak di meja, berniat menghubungi Jina, namun panggilan nya sama sekali tidak tersambung dengan si gadis. Jina mematikan ponselnya. Heesung mengacak rambut frustasi. Dirinya perlu berbicara dengan Jina, dan mengetahui yang sebenarnya.
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Heesung, dirinya kemudian beranjak membuka pintu dan mendapati Jake "Kak, bisa kita bicara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fanfictionkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)