Warning! kinda 18+
.
"Kak Heesung.." Ujar Jina lirih, netranya terlihat sayu.
"Pulang!"
Chaeyun dengan segera mengambil botol wine yang gadis itu genggam dan membuat Jina sontak menyingkirkan tangan Chaeyun dari botol tersebut. "Nggak mau."
"KAMU KENAPA JI? MAU SAMPAI KAPAN?"
Bentakan dari Chaeyun membuat Jina sedikit tersentak kaget, gadis itu kemudian terlihat menggeleng pelan dan terkekeh sebelum berujar. "Aku ngga tau, aku ngerasa kehilangan semuanya"
"Karena Heesung?"
Jina hanya terdiam tak menjawab pertanyaan Chaeyun.
"Jina sadar, hubunngan kalian udah berakhir sejak tiga tahun lalu. Apalagi yang kamu harapin dari dia?"
"Kamu ngomong gitu enak ya?"
"LALU MAU KAMU APA? KAMU MAU DIA BALIK KE KAMU YANG STATUSNYA ADALAH ISTRI DARI ADIKNYA SENDIRI? INGET, KAMU UDAH PUNYA SUAMI, JI."
"TERUS GUE HARUS APA?" Jina menatap nyalang Chaeyun yang berada di depannya, napas gadis itu terlihat memburu, matanya perlahan terasa memanas. "Gue harus apa ce? Gue ngga bisa maksain diri buat nerima Jake.."
"Buka mata lo, bodoh!" Ujar Chaeyun, juga terlihat emosi. Netranya menatap Jina tak kalah tajam, deru napasnya juga ikut memburu. "Buka mata lo.."
"Apa yang lo lihat dari Heesung yang ngga lo temuin dalam diri Jake? Jina, asal lo tau, gue udah ngasih kepercayaan penuh ke Jake buat jagain lo. Waktu itu lo bilang kalau pak Jake adalah orang yang mau dijodohin sama lo, besoknya gue langsung nemuin pak Jake sendiri dan ngajak dia ngobrol. Dia cowok baik Ji, dia bahkan minta izin ke gue dulu sebelum nanya apa aja kebiasaan lo, apa yang lo suka dan ngga suka, apa sesuatu yang bikin lo seneng." Chaeyun menjeda ucapannya, gadis tersebut terlihat memijit pelipisnya untuk mengontrol emosi.
"Selama ini dia selalu nanyain ke gue tentang yang lo lakuin di kantor, Ji. Dia selalu mastiin lo udah makan siang apa belom, kerjaan lo lagi banyak atau engga. Dan lo inget buket bunga mawar yang ada dimeja lo tadi pagi? Itu dari dia"
Jina membeku mendengar semua hal yang Chaeyun ceritakan tentang Jake.
"Setiap hari dia selalu nyuruh orang buat ngirim makanan atau jajanan ke panti asuhan, Ji. Atau bahkan ngedonasiin uang yang gue yakin jumlahnya ngga sedikit. Lo ngga tau itu kan? Lo ngga tau kan?" Tanya Chaeyun mengintimidasi.
"Dia juga bantuin gue.." Chaeyun kemabli menjeda sejenak perkataannya, gadis itu terlihat menahan tangis. "Buat nemuin keluarga gue.."
Setelah itu, pertahanan Chaeyun luruh. Pribadi itu sedikit terisak sebelum menyeka air matanya. "Pulang."
Jina masih menggeleng ribut, gadis itu bahkan kembali meneguk wine yang membuat Chaeyun kembali menahan emosi.
"Pulang." Ucapnya lagi yang masih diabaikan oleh Jina.
"Jina pulang!"
Perkataan Chaeyun seolah hanya menjadi angin lewat bagi Jina, kesadaran gadis itu sedikit berkurang akibat alkohol.
"Terserah." Final Chaeyun lalu melangkahkan kakinya keluar dari bar itu.
Saat sampai di luar, Chaeyun menggeram frustasi. Dirinya tidak habis pikir dengan tingkat laku sahabatnya, gadis tersebut lantas mengeluarkan ponsel dari sakunya dan berniat menghubungi Jake.
"Jake, aku udah nemuin Jina"
"Dimana?"
"Everson royce bar"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fanfictionkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)