"Jina, gue punya pacar"
Jeon Jina hanya terdiam mendengar ucapan sang kakak. Dugaan gadis itu benar, tidak meleset sedikitpun. Bahkan ia tahu dengan jelas apa yang akan kakaknya lakukan setelah ini.
"Lo tau kan maksud gue? Ga mungkin gue yang nerima perjodohan itu"
Gadis itu memilih tidak merespon, dan masih senantiasa memutar mutar pulpen di tangannya serta mengalihkan pandangan, dirinya tidak menatap Seun yang tentu membuat Seun kesal.
"Lo budek apa gimana?"
"Aku tau kak." Jina tahu Seun mempunyai kekasih, dan itu menjadi salah satu alasan dirinya membenci kakaknya.
Seun tersenyum miring menatap adiknya. "Bagus, jadi lo yang harus nerima perjodohan itu."
"Aku nggak mau.."
"Maksud lo?"
"Aku nggak mau kak." Demi apapun Jina sangat tidak menyukai posisi ini. Saat ini dirinya ingin menjadi wanita karir. Mungkin sedikit lucu karena dulu saat masih bersama Heeseung, gadis itu mengatakan ingin menikah dengan Heeseung, seperti yang kemarin Chaehyun katakan. Namun itu dulu, sebelum sang kakak merenggut satu satunya kebahagiaan yang Jina punya.
"Nggak usah belagu. Inget lo cuma anak pungut. Beruntung hidup lo di tampung sama bokap nyokap gue. Mereka minta sesuatu aja lo gamau nurutin, cih"
"Justru kakak yang anak kandung kenapa ga mau nurutin permintaan papa?"
Plak
Tamparan yang cukup keras itu mendarat pada pipi mulus Jeon Jina, lagi, Jina merasa hatinya yang kembali tergores. Kedua gadis itu terlihat marah dan saling menahan emosi.
Seun mengontrol napasnya yang berantakan, dengan netra yang berkaca kaca "Hidup gue bukan cuma untuk menuhin ekspetasi papa."
"Terus aku? Aku juga selalu menuhin ekspetasi kamu, kak. Bukankah cukup? Dari kecil, aku selalu menuruti semua kemauan kak Seun, tanpa membantah sedikitpun. Kak Seun selalu ninggalin aku pas pulang sekolah, kakak gabolehin aku bawa payung saat hujan, bahkan kakak nyuruh aku putus sama kak Heeseung—
aku juga nurut kak.." Jina berusaha sekuat mungkin menahan tangis, dadanya terasa sesak mengingat momen saat dirinya memutuskan Heeseung. Itu semua karena Seun, kakaknya. Seun menyuruh dirinya putus dengan Heeseung karena Seun menyukai laki laki itu. Namun ternyata, Seun hanya mempermainkan dirinya. Seun berbohong, dirinya tidak menyukai Heeseung, dia hanya membuat alasan agar Jina memutuskan laki laki itu.
"Gue gamau tau, inget lo anak pungut. Gausah kurang ajar sama gue. Gue mau lo yang harus nerima perjodohan itu." Seun mengambil tas miliknya yang tergeletak di meja lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan Jina.
Jeon Jina menghela napas, menahan untuk tidak menangis, demi apapun gadis itu belum siap jika harus menikah apalagi dengan seseorang yang bahkan Jina sendiri tidak tahu siapa namanya, bagaimana orangnya. Seun lagi lagi mengorbankan dirinya. Seun lagi lagi ingin mengatur hidupnya. Dengan alasan yang sama, Seun membuatnya merasa seolah dirinya hanyalah sebuah beban perebut orang tua Seun. Membuat Jeon Jina merasa lemah dan tak berdaya untuk menolak perintah sang kakak.
Jina meraih ponsel yang tergeletak di meja, jarinya dengan lincah mencari nomor Chaehyun untuk ia hubungi.
"Haloo, Jinaa baru aja aku mau nelfon. Tebak, aku tadi ketemu siapa?"
"Siapa? Yang Jungwon?"
"Bukan, tebak lagi."
"Aku gamau tebak tebakan Chaehyun-ah"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fanfictionkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)