Saat jam makan siang, kafetaria yang terletak di lantai satu kantor Jay sangat terlihat ramai. Hampir semua pegawai Jay saat ini tengah menikmati makan siang sembari saling berbincang mengenai betapa murah hatinya Jay yang saat ini menggratiskan semua menu makanan yang terdapat di kafetaria itu.
Tak terkecuali Jina dan Chaeyun, kedua gadis tersebut saat ini juga tengah menikmati semangkuk jajangmyeon juga beberapa kimbab disertai cake dan yogurt sebagai dissert. Ini merupakan hari ketiga Chaeyun sudah pulih sepenuhnya dan bisa kembali bekerja setelah satu minggu lebih dalam masa pemulihan.
"Jungwon semalem ngomongin masalah itu lagi, Ji." Chaeyun berujar di tengah aktivitas makan mereka.
Meneguk air mineral, kemudian kembali menatap Chaeyun, Jina lantas berujar. "Dia masih pengen nuntut supir taksinya?"
"Iya, tapi gue udah bilang kalau gausah. Ga sepenuhnya salah bapak supir itu, kasihan bapaknya udah berkeluarga." Ujar Chaeyun, mengingat keluarga dari supir taksi yang ditumpanginya saat kecelakaan.
"Tapi bapaknya juga salah, ce. Harusnya ga maksain berkendara dalam keadaan mengantuk. Apalagi bawa penumpang."
"Iya sih, tapi beneran gue kasihan. Bapaknya juga luka luka—" Ucapan gadis itu terpotong ketika mendengar suara ponsel Jina yang menandakan panggilan masuk.
Jina sendiri kemudian mengalihkan atensi mengambil ponsel dari saku roknya. "Wait."
Gadis tersebut sedikit mengerutkan alis takkala mendapati nomor siapa yang tertera menghubunginya. "Halo, kak Rina."
"Hai, Ji. Aku mengganggu?"
Melirik ke arah Chaeyun yang tengah menatapnya sejenak, gadis tersebut kemudian menggeleng, walaupun dia tahu jelas karina tidak dapat melihatnya. "Enggak, lagi jam makan siang kak."
"Syukurlah, tepat kalau gitu. Emm begini, Ji. Besok kan hari pertunangan ku dengan Heeseung. Beberapa hari lalu aku udah ke butik yang di suruh bunda untuk memilih gaun, tapi tadi pagi ada masalah dengan gaunnya. Jadi boleh minta tolong anterin aku ke butik itu untuk membeli gaun yang baru?"
Jina terdiam sejenak, terlihat berpikir. Dirinya hampir lupa jika besok adalah hari pertunangan Heeseung dan Karina, sedangkan lusa adalah hari pernikahan Jay. Akhir akhir ini dirinya sering begadang untuk menyelesaikan pekerjaan yang padat menjelang hari pernikahan Jay, gadis itu juga belum memiliki gaun yang akan dipakai untuk kedua acara tersebut.
"Tentu kak, nanti sore saat pulang, aku langsung ke rumahmu, ya?"
"Terimakasih ya, Ji. Heeseung sedang sibuk jadi tidak bisa menemani. Maaf ngerepotin kamu.."
"It's oke, kak Rina nggak perlu khawatir, ini bukan apa apa. Lagian aku juga belum beli gaun, nanti sekalian."
"Oke, aku tutup ya, kalau sudah pulang, kabarin ya Ji.."
"Iya kak."
"Siapa Ji?" Tanya Chaeyun ketika Jina sudah kembali fokus memakan jajangmyeon.
"Kak Rina."
"Calon istri nya kak Heeseung?"
Jina mengangguk. "Hmm"
"Oh iya, besok ya? Pertunangannya?"
"Iya."
"Are you ok?"
"Hah?" Jina mengernyit. Sedikit terkejut ketika Chaeyun tiba-tiba bertanya seperti itu.
"Kamu beneran udah relain kak Heeseung?"
Kini Jina terdiam untuk seperkian sekon. Gadis tersebut kemudian berujar, "Memangnya aku ada hak? Buat nggak relain dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONDITIONALLY
Fanfictionkinda 17+ Kehidupan Jeon Jina seperti dipermainkan oleh kakaknya sendiri. Dia dipaksa untuk selalu menuruti permintaan kakaknya bahkan mengenai masa depan dirinya sendiri. - #1 in Jungwon (03.03.22) #1 in Sunghoon (12.6.22) #1 in Jay (04.10.22)