☆07

2.2K 270 12
                                    

Jeon Jina menatap dirinya sendiri pada pantulan cermin, dress manis pemberian orang tuanya kemarin ia kenakan untuk pertemuan dengan keluarga Shim. Polesan make up tipis dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai membuat gadis itu semakin terlihat cantik dan elegan.

Tatapan gadis itu kosong, wajahnya datar dan tidak menampilkan senyum sama sekali. Pikirannya masih terbayang akan ucapan Heeseung saat di caffe tadi sore. Menambah sesak dan juga dilemma yang ia rasakan.

"Maaf.." Ucap Jina, untuk dirinya sendiri. Gadis itu lagi lagi memilih menahan egonya, merelakan kebahagiaan nya demi memenuhi ekspetasi orang lain.

Suara ketukkan pintu menggema dengan suara mamanya terdengar setelahnya. "Jina, sudah selesai?"

Gadis itu menoleh ke arah pintu "Sudah ma"

"Mama boleh masuk?"

Jina beranjak membuka pintu dan melihat presensi Eunji tengah tersenyum ke arahnya. "Cantiknya princess"

Jina terkekeh kecil mengangguk pelan. "Ratu juga cantik"

Eunji memasuki kamar Jina kemudian mengambil foto yang tergeletak di meja rias gadis itu. Wanita itu tersenyum melihat foto kecil Jina yang terlihat menggemaskan.

"Jina-nya mama udah dewasa ternyata."

Jina menghampiri Eunji, memeluknya dari belakang. Memandangi foto itu dengan perasaan getir. "Engga tuh, Jina masih anak kecilnya mama"

Eunji mengusap lemut lengan Jina, lalu berbalik badan, tangannya beralih mengusap lembut surai putrinya "Sejujurnya mama senang kamu yang nerima perjodohan ini nak.."

"Jake pria yang baik, dia akan memperlakukanmu dengan baik" lanjutnya memandang penuh sayang pada Sang putri.

"Mama udah pernah ketemu?"

"Tentu sudah, saat di Australia. Mama sudah melihat sendiri bagaimana kepribadian Jake."

Jina hanya tersenyum menanggapi perkataan mamanya. Dia sendiri tidak berekspektasi apapun terhadap pria bernama Jake itu, entahlah dirinya berpikir pernikahannya nanti hanya komitmen untuk menjalin hubungan antar dua keluarga.

☆☆☆

Jina memasuki kediaman keluarga Shim yang terlihat lebih mewah jika dibandingkan rumah keluarga Jeon, perasaan gugup serta takut tiba-tiba saja menyerangnya. Ia dan mama papa serta Seeun berjalan ke ruang tengah setelah para asisten rumah tangga tadi menyambut mereka. Terlihat disana terdapat beberapa orang yang masih asing bagi Jina.


"Nyonya Jeon, selamat datang" Sambut salah satu wanita sembari memeluk Eunji. Begitu juga dengan seorang laki laki yang menyambut papanya.


"Jina yang mana? Yang ini?" Tanya wanita itu sembari menunjuk ke arah Jina.

Gadis itu menampilkan seulas senyum kemudian mengangguk "Iya tante"

"Jina sama Seeun udah bikin pangling ya sekarang, masih ingat saya tidak ya"

"Sepertinya tidak Jae, terlihat sekali dari ekspresi mereka"

"Hahaha iya, dulu waktu bertemu sekitar berumur empat tahun"

"Jina, kemari lah"

Jina menoleh kemudian menghampiri nyonya Shim.

UNCONDITIONALLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang