☆46

2.1K 213 82
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






-



Perjalanan dari Seoul ke Busan memang ditempuh hanya dalam waktu kurang lebih tiga jam dengan menaiki KTX. Namun saat baru mendudukkan diri pada kursi, Jina mendadak ragu. Ia menoleh, memandangi Jake yang juga baru duduk dan melepas earphone, pria itu juga menoleh karena merasa diperhatikan oleh si cantik. Ia mengangkat sebelah alisnya sebelum bertanya.

"Kenapa, sayang?"

"Kita berangkat besok aja gimana?" Jina bertanya, menggigit bibirnya.

Sontak sang pria terkekeh. "Ga bisa, dong. Ini sudah naik KTX, masa turun lagi?"

"Jake, aku serius. Kamu jangan maksain kalau emang lagi ngga enak badan"

Ekspresi cemas terlihat jelas pada raut wajah Jina. Perempuan itu benar benar tidak bisa tenang setelah melihat Jake yang kurang enak badan saat menuju stasiun tadi. Pria itu bahkan sempat merasa mual dan terlihat kedinginan.

Jake menghela napas, membelai surai hitam wanitanya lembut seiring berjalannya kereta itu. Ia tersenyum menenangkan. "It's ok. Ini udah berangkat. Aku ngga papa Ji"

Mendengar itu membuat sang wanita mendekatkan diri, tangannya menelusup pada jaket pria itu dan perlahan memeluk tubuhnya. "Kamu bilang gitu karena ngga enak kalau batalin tiba-tiba, kan?"

"Enggak sayang. Aku mungkin masuk angin tadi, kan cuacanya lagi hujan juga" Jake membalas pelukan itu, dan mengusap pelan punggung Jina.

"Kok jadi gantian sih, kemarin aku yang ngga enak badan, sekarang kamu"

"Iya jodoh namanya"

Sontak Jina memukul bahu Jake pelan. Ia melepas pelukan dan memandang pria itu dengan tatapan sebal. "Aku lagi serius"

Tertawa kecil, Jake mencubit hidung sang wanita. "It's ok baby, I'm fine."

Jina mendadak diam. Ia terlihat memikirkan sesuatu. Perempuan itu berdekhem kecil sebelum kembali menanyakan sesuatu.

"Jake, mungkin ga kalau karena semalem jadi sakitnya pindah ke kamu?"

Disana, si pria tak langsung menjawab, ia menatap Jina cukup lama, membuat pipi si cantik itu memerah. Dirinya juga sekuat tenaga menahan tawa karena gemas melihat tingkah Jina yang mudah salah tingkah.

"Jake jawab jangan liatin terus.." Perempuan itu berujar lirih.

Setelahnya, Jake mendekatkan wajah dan mencium sekilas ranum istrinya itu membuat Jina terdiam kaku.

"Enggak sayang enggak, bukan karena ketularan kamu kok"

Sial.

Dasar Jake tidak tau tempat. Jina menoleh kebelakang dan kesamping untuk memastikan orang lain tidak melihat perbuatan Jake tadi.

UNCONDITIONALLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang