☃️ 4 ☃️

1.8K 105 1
                                        

Awal pekan pun di mulai masa libur pun telah usai. Hari senin adalah hari yang menyebalkan bagi para pelajar. Why? Karena mereka harus mengikuti upacara bendera dengan pidato yang amat panjang dan membosankan bahkan banyak dari sebagian mereka memilih untuk datang terlambat, atau membolos ke rooftop misalnya? Itupun yang di lakukan Max and friends tentunya. Ke empat laki-laki tampan itu sibuk dengan dunia nya masing-masing.

Max yang tidur di sofa miliknya, Roy dan Wildan yang sibuk dengan phonselnya, Steven? Ia sedang menikmati rokoknya.

"Rachel telat?" Gumam Steven yang melihatnya dari bawah.

"Apa?" Tanya Roy seraya berjalan ke arah Steven dan mengikuti arah pandangnya.

Roy memincingkan matanya menatap gadis kecil itu yang tampak sedikit pucat dengan wajah lelah dan mata sayunya membuat ia hawatir di buatnya. Roy pun turun saat upacara yang hampir selesai.

"Kemana?" Tanya Steven

"Kantin."

Tak lama kemudian Steven pun menyusul Roy, Max yang sedari tadi tidurpun mendengar semua ucapan teman-temannya tak memperdulikannya.

Brukk

Tepat saat Roy berjalan mendekati Rachel, gadis itu terjatuh dengan cepat ia berlari mendekatinya.

"Hey! Are you okey?" Tak ada jawaban. Roy terus menepuk pipi Rahel dan dengan segera ia membawanya ke UKS.

Hawatir? Tentu! Raut wajahnya tak bisa menyembunyikan semua itu. Royland terus memandang wajah cantik yang nampak damai saat terlelap berbeda jika gadis itu dalam keadaan sadar. Datar dan dingin. Namun tak bisa di pungkiri wajah cantiknya terlalu sayang jika di abaikan.

Brakk

Pintu terbuka tampak seorang gadis dengan nafas tersengal-sengal menatap cemas ke arah gadis yang terbaring di atas brankar UKS.

"Fir, gue titip dia bentar, gue mo ke kantin dulu." Firly hanya mengangguk dengan kepergiannya Roy.

"Lo kenapa sih Ra?" Gumam Firly seraya menatap lekat gadis yang tengah terlelap itu.

Eungh. Lenguh Rachel dengan perlahan ia pun membuka matanya.

"Lo udah sadar? Mana yang sakit?" Rachel hanya menggelengkan kepalanya untuk menenangkan gadis yang berada di sampingnya.

Berbohong? Jelas tampak meski ia mati-matian menyembunyikan keadaannya. Nampak dari rautnya jika ia menahan ringisannya untuk menghalau rasa sakit di perutnya.

Rachel tau betul dan bisa di pastikan asam lambungnya naik karena ia tak memakan nasi dari kemarin. Seharian bekerja membuat ia lupa makan apalagi semalam ia pulang larut sampai rumah ia langsung tidur saking lelahnya. Pagi? Ia bangun terlambat namun ia sempat membeli sebungkus roti di warung depan gangnya. Tentu itu tak bisa mengembalikan energinya karena setelah itu ia harus berjalan kaki menuju sekolahnya.

Ceklek

Pintu terbuka menampakan seorang Royland dengan wajah cemasnya dan membawa satu nampan yang berisi bubur dan teh hangat. Senyum nya mengembang saat melihat gadis yang membuatnya hawatir telah membuka matanya.

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang