☃️ 57 ☃️

546 31 8
                                    

WARNING!! Part ini mengandung adegan 18+ jadi buat bocah skip aja ya. Canda bocah🤭✌
Dikit doang kok di akhir part. Yang gak suka skip aja bagian akhirnya ya!
Dosa tanggung sendiri ya!⚔

Happy reading!



__________________


Pagi kembali menyambut setiap insan yang akan memulai aktivitasnya hari ini di meja makan. Rachel berjalan dengan terburu-buru. Gadis dengan kaos putih yang begitu pas di tubuhnya yang di padukan dengan celana jins hitamnya dan dengan rambut yang ia biarkan tergerai begitu saja ah jangan lupa jaket pink yang ia tenteng di lengannya.

"Maaf telat." Ujarnya.

"Tiap hari aja lo telat Key! Emang semalem tidur jam berapa sih?" Tanya Kenan dengan wajah kesalnya.

Gadis itu hanya tersenyum kikuk seraya mengusap tengkuknya yang tidak gatal karena semua orang melihat ke arahnya kecuali William yang sudah terbang kembali ke LA sejak subuh tadi. Ah jangan lupakan juga Max yang acuh dengan keberadaannya.

"Cepet Key! Hari ini kita penerbangan awal." Ujar Kenan lagi.

Gadis itu hanya mengangguk dan makan bersama kedua keluarga besar pun di mulai dengan khidmat.

Kini kedua keluarga tersebut sudah berada di John F. Kennedy Internasional Airport. Kedua orang tua Max akan segera kembali ke Jakarta setelah menghabiskan waktu selama 4 hari di New York untuk quality time bersama calon menantunya itu, begitu pula dengan Kenan yang akan mengantarkan sang ibu kembali ke Swiss untuk melakukan perjalanan bisnis. Sementara Roy dan Firly memilih untuk kembali ke apartemennya masing-masing.

"Max mamah titip anak mamah yang cantik ini ya." Pamit Sofia.

"Ya ma."

"Jaga menantu kita Max." Imbuh Daniel seraya merangkul  sang istri.

"Iya pah mah."

"Gue titip adik gue. Awas lo apa-apain adik gue! Gue pastiin lo nyesel seumur hidup lo!" Ancam Kenan.

Laki-laki itu hanya memutar bola matanya malas namun tak urung ia menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Mereka pun juga turut berpesan dan menasehati gadis cantik yang sebentar lagi akan menjadi istri dan menantu dari keluarga bermarga Stone.

Setelah semua saling berpamitan kini tinggalah Max dan Rachel yang masih menatap kepergian mereka. Dan saat semuanya sudah hampir menghilang dari pandangan, tanpa kata Max langsung berjalan meninggalkan Rachel, hingga gadis itu tersadar jika Max sudah tidak ada lagi di sampingnya dan sudah melangkah jauh meninggalkannya.

Rachel merasa ada yang berbeda dengan kekasihnya semenjak tadi pagi. Max tidak lagi membangunkannya, tidak mengganggunya, dan tidak berbicara padanya bahkan laki-laki itu enggan menatapnya.

Ia merasa semalam setelah acara itu semuanya baik-baik saja. Rachel pun langsung berlari mengejar Max yang sudah stay di tempat mengemudinya.

"Lama!" Desis laki-laki itu.

Rachel pun hanya terdiam dan langsung duduk di sampingnya. Selama di perjalanan tidak ada pembicaraan, namun sesekali Rachel diam-diam mencuri pandang pada kekasihnya itu yang tengah memasang wajahnya dengan raut dinginnya persis seperti pertama kali mereka bertemu.

Merasa akward dan ia juga tidak suka dengan keadaan ini, ia pun memberanikan diri untuk memulai pembicaraan. "Max." Panggilnya pelan.

Laki-laki itu masih terdiam dan tak bergeming hingga Rachel beberapa kali memanggilnya namun laki-laki itu masih saja mengabaikannya dan menulikan telinganya.

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang