Brakk
Tang
Bruggg
Meoongggg
Srekk
Srekkk
Dug
Rrrwww
Aaaaaa!!!!!
Mendengar suara kegaduhan dari depan rumah membuat semua yang tengah berkumpul itupun berlari berhamburan menuju pintu depan. Hingga semua cengo di buatnya menatap sosok yang kini tengah tengkurap di depan pintu. Sosok itu pun cengengesan saat melihat banyak pasang mata yang tengah menatapnya dalam keadaan yang sangat membagongkan!
"ROY!!!!" Pekik kedua keluarga tersebut.
Sang pelaku kerusuhan pun hanya tergelak karena pekikan tersebut. Dan tak jauh dari tempat Roy, berdiri gadis mungil nan cantik yang tengah menggelengkan kepalanya menatap tingkah absurd dari temannya itu. Perlahan ia mendekati laki-laki tersebut kemudian mengulurkan tangannya.
Tentu saja itu di sambut gembira oleh laki-laki yang masih tengkurap di tempatnya. "Makasih sayang.!" Ujar Roy dengan senyum manisnya.
"Huhhhh!!" Semua pun kompak menyoraki laki-laki manis itu.
"Sayang-sayang! Emang udah jadian?" Seru Kenan membuat semua orang tergelak di buatnya.
"Kasian yang bisanya cuma ngebaperin tapi gak bisa ngasih kepastian." Sahut Max.
Roy pun berdecak sebal seraya menepuk-nepuk bajunya yang kotor. "Gak usah nyinyir lo pada! Nanti gue sebar undangan struk lo semua!" Kesalnya.
"Udah-udah! Kasian sahabat gue tuh!" Lerai Rachel seraya mengapit lengan Firly kemudian membawanya masuk ke dalam rumah dan di ikuti dua wanita paruh baya.
"Cepet kasih kepastian Roy! Kasian anak orang." Ujar Daniel sebelum meninggalkan tempat tersebut.
"Dengerin tuh!" Ujar Max.
"Ck! Tau-tau yang bentar lagi mau merid! Santai selesai wisuda gue nyusul!" Jawab Roy kemudian menyusul masuk.
"Gue tunggu!" Seru Max.
"Nah sebelum dia sebar undangan gue yang bakal nyusul lo duluan." Ujar Kenan seraya menepuk pundak Max kemudian melangkahkan kakinya masuk.
"Heh?! Lo belum ngomongin ini ya sebelumnya?!!!" Pekik Max seraya menyusul semua anggota keluarganya.
•••
Acara barbequan berjalan lancar hingga detik-detik menjelang pergantian tahun semua masakan pun telah selesai. Dan kini semua orang tengah berkumpul di halaman belakang mansion. Para orang tua hanya duduk melihat beberapa pasang kekasih tengah bersampingan dengan memegang petasan masing-masing. Kecuali William yang sedari tadi terdiam menatap tiga pasang di depannya itu.
"Kamu masih belum punya pasangan nak?" Tanya Daniel pada William.
Laki-laki bule itu hanya tersenyum tipis. "Belum, tapi secepatnya di adakan. Doakan saja."
"Di adakan? Maksudnya gimana?" Tanya Sofia.
"Gak papa mah, mamah juga sendiri kan jadi malam ini aku yang bakal jadi pasangan mamah."
"Kamu masih belum punya pacar?" Tanya Sofia lagi seraya mengusap sayang kepala anaknya itu.
Laki-laki bernetra abu-abut tersebut hanya menggelengkan kepalanya. "Nanti mah kalo tugasku bener-bener udah selesai, baru aku pikirin lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END]
General Fiction#𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 1 𝕲𝖊𝖓𝖗𝖊 : 𝕱𝖎𝖐𝖘𝖎 𝖗𝖊𝖒𝖆𝖏𝖆 𝓦𝓮𝓵𝓬𝓸𝓶𝓮 𝓽𝓸 𝓢𝓽𝓸𝓷𝓮 𝓕𝓪𝓶𝓲𝓵𝔂 𝓢𝓮𝓻𝓲𝓮𝓼 (𝑺𝑭𝑺) 𝐒𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐚𝐤𝐮𝐧 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐝𝐮𝐥𝐮. "Kalo gue ga keras kepala gue ga mungkin masih hidup sampe sa...