☃️ 31 ☃️

690 40 4
                                    

Max Pov.

Tidak ada kebahagiaan bagi seorang perindu melebihi menemukan penawarnya dan tidak ada kebahagiaan melebihi terkabulnya sebuah doa yang telah lama selalu di minta. Seperti keadaan ku saat ini, setelah Tuhan kembali mempertemukan ku dengannya kini aku bisa kembali melihatnya, bersamanya, dan bisa kembali dekat dengannya meski aku harus merelakan dia yang telah melupakanku saat ini. Tak apa jika itu sebuah bayaran yang harus ku tebus karena kebodohanku dan kesalahanku di masa lalu. Apapun yang terjadi aku akan membuatkan kembali mengingatku dan sekarang saatnya aku kembali berjuang mendapatkan cinta yang telah lama hilang sebagai bayaran penantianku yang panjang.

"Max, btw Key jadi mentormu selama disini ya?"

"Hm, kenapa?"

"Nothing! Kamu beruntung banget! Jarang banget dia mau jadi mentor dan selama ini dia cuma jadi asdos doang dan ngisi jam kosong."

"Masa?"

"Kamu gak percaya? Asal kamu tau, dia tuh paling gak suka di deketin cowok apalagi kamu yang notabennya baru ketemu sekali."

Aku pun hanya tersenyum tipis.
"This is my lucky righ?"

"Sure! And i am jeaolus with your lucky."

Aku pun hanya terkekeh melihat wajah kesal Justin hingga dia menunjuk sosok yang belakangan ini selalu menggangguku. Aku pun hanya mendengus pelan.

"Max! Milea tuh!" Tunjuk Justin dengan dagunya.

"Terus?" Jawabku acuh.

"Gak papa sih. Cuma aku ngerasa dia kaya ada something? Maybe?"

"I don't care! Karena hatiku udah terisi penuh oleh satu nama."

"Siapa?"

"Kepo!!"

"Serius!"

"Rachel"

"First love righ?"

"Sok tau!"

"Nebak aja sih! Soalnya biasanya orang tuh paling susah move on sama first love."

"Hmm."

"Sekarang dia dimana?"

"My heart." Kekeh ku membuatnya mendengus kesal.

"Serius!"

"Yah aku juga!"

"Dah lah! Emmm terus dia gimana?"

"Emm cantik, pintar, dingin and she is my perfect girl."

"Seperti Key?" Aku hanya mengangguk.

"Hebat!!"

"Tentu! Karena perjuangan buat dapetin dia tuh gak cukup di ungkapkan dengan kata-kata."

"Lebay! Tapi orang cuek tuh sulit move on karena gak gampang jatuh cinta righ?"

"Hmm."

"Dan cuma cowok bodoh ngelepasin cewek seperti itu."

"Aku gak melepaskan dia, tapi saat ini aku sedang kehilangannya."

"Bagaimana bisa? Gak mungkin kan dia pergi tanpa sebab?"

"Aku sendiri yang menyebabkan dia pergi." Lirihku.

"Satu kata Max! Bodoh!"

"Yah aku tau. Semua karena rasa cemburu yang membuat akalku buntu."

"Bahkan sampai membuatnya menghilang righ?"

Rᴀᴄʜᴇʟ Sᴛᴏʀʏ (#SFS1) [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang